Ilmu tanpa amal itu seperti orang gila, amal tanpa didasari ilmu itu tidak sah.
Ketahuilah setiap ilmu yang tidak dapat menjauhkan dirimu pada hari ini dari laku kemaksiatan dan tidak bisa mendorong dirimu berlaku taat, maka ilmu itu besok tidak akan bisa menyelamatkanmu dari neraka jahanam.
Ketika dirimu tidak mau melakukan amal kebaikan sedangkan kamu tidak akan bisa mengulang hari-hari yang terlewat, maka besok di hari kiamat kamu akan menyesal seraya berkata,
“kembalikanlah waktuku yang terlewat, maka aku akan beribadah dan melakukan amal-amal kebaikan”.
Dijawablah permintaan tersebut oleh malaikat, “wahai orang pandir, hari ini kamu sudah datang (tidak ada waktu lagi untuk memperbaiki waktu yang sudah terlewat)”
Menurut Gus Yusuf, orang yang sehat akalnya mencari sesuatu untuk digunakan. Kalau kita mencari ilmu dengan belajar, menghafal, tirakat, dan usaha yang tidak mudah, setelah mendapatkan ilmu malah tidak diamalkan itu namanya orang gila (junun).
Kalau orang sehat akalnya tahu tidak akan digunakan, maka sesuatu itu tidak akan dicarinya.
Makanya banyak orang puasa, jelas Gus Yusuf, tidak mendapatkan apa pun kecuali lapar dan dahaga karena tidak tahu ilmunya puasa.
Gus Yusuf menyampaikan, ilmu yang manfaat adalah ilmu yang menjauhkan diri kita dari maksiat dan menuntun diri kita kepada ketaatan besok bisa menyelamatkan diri kita dari neraka jahanam.
Menurutnya, pemahaman ini adalah mafhum mukhalafah (logika terbalik). Kalau ilmu yang tidak bisa menjauhkan diri kita dari kemaksiatan dan tidak bisa mendekatkan diri kita kepada ketaatan besok di hari kiamat tidak bisa menyelamatkan diri kita dari neraka jahanam.
Berarti sebaliknya bisa menyelamatkan diri kita dari neraka jahanam.
Jadikanlah cita-cita berada di roh-ku, dan pengendalian pada nafsuku, dan kematian untuk mengingatkan jasadku. Sesungguhnya tempat yang pasti kalian akan tempati adalah alam kubur, dan penduduk alam kubur selalu menunggu kalian setiap waktu kapan kalian akan menyusul mereka.
Takutkan kalau kalian menyusul mereka dengan kondisi tidak punya bekal akherat.
Abu Bakar as-Siddiq berkata, “jasad ini ibarat sangkar burung atau kandang ternak. Maka meningkatkan dari mana asal jasad kalian.
Apakah kamu akan seperti burung yang akan bisa terbang tinggi (tempat dengan derajat tinggi yaitu surga) jika keluar dari sangkar, atau seperti hewan ternak yang keluar dari kandang menuju tempat yang rendah (tempat dengan derajat rendah yaitu neraka).