Magelang Mnews.id – Sekolah di Kota Magelang, yakni SD dan SMP diminta mengoptimalkan penggunaan e-learning yang disediakan pemerintah. Khususnya aplikasi ‘Rumah Belajar’ yang sudah diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Kepala Disdikbud Kota Magelang, Agus Sujito menjelaskan, terkait itu dirinya mendorong supaya sekolah segera melaksanakan hal itu. Dalam waktu dekat akan mengumpulkan semua kepala SD dan SMP sederajat. Tujuannya meminta penggunaan e-learning dapat dioptimalkan.
‘’Sekarang sudah di zaman serba digital dan di dunia pendidikan pun mengikutinya. Kemendikbud sudah mengembangkan aplikasi Rumah Belajar yang secara gratis dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,’’ katanya di kantornya, beberapa waktu lalu.
Dia menuturkan, aplikasi untuk menjawab kebutuhan di era industri 4.0 ini berisi beragam konten pembelajaran dan aplikasi pembelajaran elektronik untuk siswa dan pendidik. Siswa dan pendidik cukup mengunduh aplikasi ini dan langsung bisa memanfaatkannya.
‘’Saya ingin pendidik dan siswa mengoptimalkan fasilitas dari pemerintah ini. Di samping juga aplikasi e-learning lain yang sudah ada, termasuk yang disediakan pihak swasta dengan sistem berbayar. Silahkan dimanfaatkan dengan betul untuk peningkatan mutu pendidikan,’’ tuturnya.
Agus menerangkan, optimalisasi penggunaan e-learning ini juga berkaitan dengan bantuan dari pemerintah berupa BOS Kinerja yang diwujudkan dalam bentuk tablet. Di Kota Magelang ada 14 sekolah tingkat SD dan SMP yang menerima BOS Kinerja dari Kemendikbud tersebut.
‘’Perinciannya SD 11 sekolah, sedang SMP 3 sekolah. Namun, baru 5 sekolah tingkat SD yang sudah terealisasi pada Desember 2019, sedang SMP belum semua. Memang ada kendala di ketersediaan barangnya, dan rencana akan terealisasi di tahun 2020,’’ terangnya.
Untuk merealisasikan BOS Kinerja pihak sekolah masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari Kemendikbud. Sambil menunggu itu, Disdikbud ingin ada optimalisasi dari pihak sekolah terkait pembelajaran secara elektronik.
‘’Penerima BOS Kinerja ini cukup banyak, ada ratusan siswa di 14 sekolah itu. Siswa SD yang menerima dari kelas 6, sedang siswa SMP yang duduk di kelas 7. Nilai barangnya sekitar Rp 2 juta per tablet per siswa. Jumlah siswa bervariasi di tiap sekolah,’’ tuturnya.