Magelang Mnews.id – Kongres Luar Biasa PSSI Askot Magelang memilih Joko Budiyono sebagai Ketua PSSI periode 2020-2024. Secara aklamasi 14 club memilih Joko Budiyono yang juga Sekda Kota Magelang.
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PSSI Kota Magelang Sutikno menjelaskan sebelum Kongres Luar Biasa PSSI sempat muncul beberapa nama kandidat. Namun hingga pelaksanaan hari H kongres hanya Joko Budiyono yang memenuhi syarat dukungan klub. Sehingga muncul sebagai calon tunggal dan dipilih secara aklamasi .
Selain memilih ketua ada empat point penting yang disepekati dalam Kongres Luar Biasa PSSI. Berikut ini adalah point penting yang akan dijalankan oleh kepengurusan baru setelah sebelumnya dua tahun PSSI Askot Magelang mati suri.
1. Menghidupkan Kompetisi untuk Klub Lokal Magelang
Langsung tancap gas, dalam waktu dekat Joko Budiyono dan kepengurusan yang baru akan menggelar kompetisi antar klub di bawah PSSI Askot Magelang. Selama ini kompetisi klub lokal tidak pernah digelar padahal ini adalah menjadi kewajiban pengurus PSSI sebagai bentuk pembinaan usia dini dan muda di daerah-daerah.
”Kompetisi antar klub sebenarnya sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Kami akan segera merealisasi ini sebagai ajang pembinaan usia dini dan muda di Kota Magelang. Ini juga menjadi ajang silaturahmi antar klub karena hakekatnya sepakbola itu menyatukan,”kata Joko Budiyono.
Menurutnya membangkitkan sepakbola itu dari hal-hal yang kecil disekitar lingkungan. Dengan menghidupkan kompetisi antar klub lokal akan menggeliatkan lagi sepakbola di Kota Magelang.
2. Coaching Clinik Untuk Guru Olahraga SD/SMP
Prestasi olahraga ditingkat sekolah harus didorong terus, oleh karena itu salah satu roadmap agenda yang disepakati adalah mengadakan Coaching Clinik untuk Guru SD SMP/Mts se Kota Magelang.
Pembinaan benar-benar harus dilakukan dari dasar, menurut Joko Budiyono, salah satunya dengan meningkatkan kapasitas tenaga pengajar olahraga di sekolah dalam hal sepakbola. Jika SDM tenaga penajar olahraga khususnya sepakbola di sekolah-sekolah sudah bagus maka, mereka akan menghasilkan talent-talent muda pesepakbola yang berbakat dan siap menorehkan prestasi dalam kompetisi di tingkatan Magelang, Kedu dan Provinsi.
3. Menghidupkan PPSM Magelang
Antara PSSI Askot Magelang dan PPSM Magelang adalah dua hal yang sama tapi berbeda. Sama-sama bergerak dibidang sepakbola, tapi PPSM Magelang berdiri sendiri dalam kancah sepakbola amatir dan profesional. Sedangkan PSSI Askot Magelang adalah pucuk pimpinan klub-klub lokal yang ada di Kota Magelang.
Perlu kamu tau ya gaes, klub-klub lokal ini juga bagian dari pemilik PPSM Magelang. Nah yo..bingungkan. Santai gaes gak usah bingung santai aja kali yach. Intinya Joko Budiyono dan pengurus PSSI Askot Magelang akan mencoba berikhtiyar untuk menghidupkan lagi PPSM Magelang.
”Saya akan mengkajinya bersama pengurus bagaimana baiknya menghidupkan PPSM. Merunut sesuai aturan yang berlaku baik badan hukum dan keabsahannya,”kata Joko Budiyono.
Dulu PPSM Magelang memang pernah jaya merumput di liga profesional tanpa APBD Pemkot Magelang. Tapi sekarang ini kan udah jatuh berada di liga amatir artinya Divisi 3 Asprov Jateng. Nah ketika sudah kembali amatir, maka klub PPSM Magelang lebih pada pembinaan usia muda dan berhak mendapat dukungan dari pemerintah. Udah jelaskan sekarang bagaimana runtutannya.
4. Mendorong Perbaikan Lapangan
Untuk menggeliatkan sepakbola di Kota Magelang kepengurusan PSSI yang baru juga akan mendorong terwujudkan perbaikan lapangan yang sudah ada sehingga bisa digunakan masyarakat setempat.
Lapangan itu antara lain, lapangan Nambangan dan Lapangan Depan SMPN 7 Kota Magelang. Laangan tersebut sekarang kondisinya mangkrak dan sangat disayangkan jika tidak digunakan untuk anak-anak bermain sepakbola.