Ramadhan 1442 H, Mnews.id menghadirkan transkip teks pengajian bersama Pengasuh Asrama Pendidikan Islam (API) Tegalrejo Magelang KH Muhammad Yusuf Chudlori. Pengajian berlangsung online tiap hari melalui Gus Yusuf Channel mengkaji kitab Qomi’ al-Tughyan.
Kitab Qomi’ Tughyan karya Syeikh Nawawi al-Bantani merupakan kitab syarh (penjelas) kumpulan bait syair dari Syeikh Zainuddin bin Ali bin Ahmad al-Malibari (India), kumpulan bait syair ini terdapat dalam kitab Syeikh Zainuddin yang berjudul Syu’ab al-Iman.
Kumpulan bait syair Syeikh Zainuddin juga merupakan karangan yang dialihabahsakan ke bahasa Arab dan ringkasan karangan yang berbahasa Persia (Iran). Syair bait awal karangan Seyeikh Zainuddin berjumlah 26, oleh Syeikh Nawawi pada bagian awal ditambah 3 bait, sehingga menjadi 29 bait, kemudian Abdul Mun’im menambah 1 bait di bagian akhir kumpulan bait, sehingga semuanya berjumlah 30.
Syeikh Nawawi berharap dengan dituliskannya kitab ini, bisa memberi manfaat bagi orang-orang yang mempelajarinya. Qomi’ al-Tughyan sendiri dalam bahasa Indonesia, menurut Gus Yusuf berarti “Pembasmi Kegelapan”.
Isi syarh (penjelas) kitab ini membahas cabang-cabang iman yang berjumlah 77 cabang. Dijelaskan pokok keimanan yaitu mempercayai ke-Esa-an Allah, mempercayai malaikat-malaikat, utusan-utusan, kitab-kitab yang diturunkan Allah, serta mempercayai Hari Akhir. Sampai cabang yang ke-77 yaitu membuang sesuatu yang bisa menyakiti manusia dari jalan.
Hal ini sesuai dengan apa yang disabdakan Nabi Muhammad, bahwa pokok iman yang paling tinggi adalah ucapan Laa Ilaha illa Allah, sedangkan yang paling rendah adalah menyingkirkan batu, duri, atau pecahan kaca yang bisa menyakiti manusia lain.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih, atau enam puluh cabang lebih. Yang paling utama yaitu perkataan Lâ ilâha illallâh, dan yang paling ringan yaitu menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu termasuk bagian dari iman.”
Munurut Gus Yusuf, orang yang mempunyai iman merupakan orang yang bisa membuat nyaman orang lain. Adapun melukai orang lain dengan tindakan bom bunuh diri misalnya, bukanlah merupakan ciri kesempurnaan iman.
Cabang iman yang pertama, adalah mempercayai bahwa Allah dzat yang Tunggal dan Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, Allah tidak serupa dengan apapun, Allah merupakan dzat yang semua yang ada di alam semesta membutuhkan-Nya, Allah bersifat dahulu tidak ada awal dan akhir, abadi dan juga kekal.