Ramadhan 1442 H, Mnews.id menghadirkan transkip teks pengajian bersama Gus Yusuf (KH Muhammad Yusuf Chudlori Pengasuh Asrama Pendidikan Islam (API) Tegalrejo Magelang). Pengajian berlangsung online tiap hari melalui Gus Yusuf Channel mengkaji kitab Qomi’ al-Tughyan
Cabang iman ke-29, menyerahkan seperlima hasil rampasan perang. Harta tersebut diserahkan kepada pemimpin, pengganti pemimpin agar bisa dibagikan. 4/5 harta jarahan dibagikan kepada orang atau pasukan yang ikut berperang dengan perbandingan antara pasukan berjalan dengan pasukan berkuda yaitu 1:2. Sedangkan 1/5 sisanya akan dibagi lagi, sebagian untuk kemaslahatan umat Islam seperti memperbaiki atau membangun benteng, membiayai qadli, ulama, imam masjid, muadzin (petugas adzan).
Sebagian yang lain dari 1/5 diberikan kepada kerabat nabi dari keturunan bani Hasyim atau bani Muthallib. Sebagian dari 1/5 dibagikan kepada anak-anak yatim. Sebagian lagi untuk fakir miskin. Sebagian terkahir dari 1/5 dibagikan ibnu sabil (orang yang kekurangan bekal bepergian).
Cabang iman ke-30, memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Rasulullah.bersabda, “Barang siapa membebaskan budak yang muslim niscaya Allah akan membebaskan setiap anggota badannya dengan sebab anggota badan budak tersebut, sehingga kemaluan dengan kemaluannya”.
Cabang iman ke-31, menunaikan kifarat. Kifarat terbagi menjadi 4 jenis, yaitu kifarat dzihar, kifarat membunuh yang tidak disengaja, kifarat jima’ pada siang hari Ramadhan, dan kifarat sumpah. Kifarat 3 jenis yang pertama yaitu dengan memerdekakan budak Muslim yang tidak cacat. Apabila tidak bisa, bisa menggantinya dengan puasa selama 2 bulan secara berturut-turut, atau memberi makanan kepada 60 orang miskin, masing-masing sebanyak satu mud.
Memberikan 60 orang miskin ini tidak berlaku sebagai kifarat orang yang membunuh tidak disengaja. Kifarat yamin (melanggar sumpah) adalah memberi makanan kepada sepuluh orang miskin, memberi pakaian kepada mereka, memerdekakan budak, atau berpuasa selama tiga hari. Hanya saja, kafarat ini bersifat pilihan. Artinya, boleh dipilih sesuai dengan kemampuan dan keinginan.
Cabang iman ke-32, menepati janji. Allah berfirman yang artinya, “tepatilah janji kalian, karena sesungguhnya janji itu akan diminta pertanggungjawabannya”. Rasulullah bersabda yang artinya, “janji adalah hutang”. Rasulullah juga pernah bersabda yang artinya, “tiga ciri yang terdapat dalam diri orang munafik, ketika berbicara ia berdusta, ketika berjanji maka diingkari, jika diberi kepercayaan dia akan berkhianat”.
Cabang iman ke-33, bersyukur. Allah berfirman yang artinya, “Allah tidak akan menyiksa kalian apabila kalian mau bersyukur dan beriman. Rasulullah bersabda yang artinya,“.
Empat hal yang bisa membuat Islam sesorang menjadi sempurna, meskipun ia masih melakukan kesalahan. 4 hal tersebut ialah 1. jujur, 2. syukur, 3. malu, dan 4. akhlaq yang baik”.
Bersyukur merupakan rentetan beberapa kejadian dari ilmu (pengetahuan) bahwa nikmat itu dari Allah, dilanjutkan hal (sikap) bahagia terhapad pemberian Allah, dan terakhir amal (tindakan) menggunakan nikmat agar Allah menyukai orang yang diberi nikmat dengan cara beribadah.
Gus Yusuf menjelaskan bahwa tanda orang beriman itu ada dua, pertama bersyukur ketika diberi kenikmatan, kedua bersabar ketika ditimpa musibah. Beberapa kejadian musibah belakangan ini, jangan sampai membuat diri kita lupa bersyukur. Kita perlu paham musibah yang kita alami jauh lebih kecil dibanding nikmat yang diberikan oleh Allah.
Cabang iman ke-34, menjaga lisan. Allah berfirman yang artinya, “Tiada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas (Roqib dan Atid) yang selalu hadir. Rasullullah bersabda, “tegaknya agama dengan shalat, puncak amal ialah jihad, sebaik-baiknya akhlaq Islam adalah diam”.
Gus Yusuf menjelaskan, diam merupakan sebaik-baiknya akhlaq Islam. Apabila apa yang akan kita sampaikan terdapat kemaslahatan maka bicaralah. Apabila apa yang akan kita sampaikan terdapat madlarat dan sekiranya bisa menimbulkan kegaduhan, maka lebih baik diam. Kita dituntut berpikir panjang sebelum mengucap, hal ini merupakan ciri orang yang berilmu. Beda hal dengan orang yang tidak berilmu, ia akan lebih dulu mengucap berpikir kemudian.
Cabang iman ke-35, menjaga kelamin (farji) dari apa yang dilarang oleh Allah. Di antara hal yang dilarang oleh Allah adalah berzina, liwat (senggama dubur), musahaqah (senggama sesama jenis perempuan), mufakhadzah (senggama sesama jenis pria). Allah berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk”.
