Search
  • JELAJAH
    • Trending
    • News
    • Pemkot Magelang
    • Pendidikan
    • Literasiku
    • Kesehatan
    • PMI
    • Resolusi 2020
    • Baity Jannaty
Menu
  • JELAJAH
    • Trending
    • News
    • Pemkot Magelang
    • Pendidikan
    • Literasiku
    • Kesehatan
    • PMI
    • Resolusi 2020
    • Baity Jannaty
Buat Cerita
Buat Cerita

Kontroversi Penghapusan Ujian Nasional

Atsrin Munarifah by Atsrin Munarifah
Desember 27, 2019
in Literasiku, Semua
0
kontroversi ujian nasional
33
SHARES
74
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
  1. Pro Kontra

 Berita ini, banyak warga Indonesia yang pro karena menurut sebagian warga Ujian Nasional (UN) bukan menjadi standar belajar siswa. Namun, tidak sedikit yang menyayangkan jika UN dihapus, karena banyak siswa yang menyepelekan materi di sekolah, dan beranggapan bahwa tidak belajar pun bisa lulus. Pemerintah sedang menggodok peraturan ini, mengingat dan menimbang dampak yang akan terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia. Berita ini menjadi trending topik di twitter. Siswa yang mengetahui juga berpendapat bahwa UN juga melatih kejujuran dan kemandirian siswa dalam menjawab soal, walaupun banyak kecuragan yang dilihat dalam fenomena UN selama ini. Menurut saya, boleh orang Indonesia menyuarakan aspirasi yang ada dengan berita ini, namun kembali lagi pada peraturan pemerintah yang harus kita patuhi.

  • Issu

            Kabar penghapusan UN masih menjadi issu dalam dunia pendidikan. Pendapat ini sudah mengundang banyak reaksi dari banyak kalangan masyarakat. Beberapa sudah menuliskan pada kolom komentar media sosial kemendikbud RI tentang issu ini. Sebagian orang beranggapan bahwa masih banyak permasalahan yang lebih penting di dunia pendidikan. Contohnya adalah kesejahteraan, kinerja, dan sistem mengajar guru. Orang-orang hanya menilai berita ini adalah bentuk dari kinerja menteri baru yang digadang-gadang akan membawa perubahan, namun harus dikaji lebih lanjut lagi karena menyangkut banyak permasalahan yang akan dihadapi dalam hal ini.

  • Dampak pada Siswa

Pada kalangan orang tua bahkan guru menyayangkan penghapusan UN ini karena mereka yang bisa mengukur kemampuan anak yang mulai malas belajar akan semakin malas. Mereka takut anak Indonesia akan berlaku seenaknya dengan penghapusan UN. Namun tidak sedikit siswa yang juga mengeluhkan adanya penghapusan UN, menurut mereka UN adalah pemacu belajar dan membuat mereka berlomba-lomba dalam prestasi hasil belajar. Dampak positif issue ini adalah siswa berkurang beban dan momok yang selama ini mereka takutkan. Dampak negatif siswa banyak yang “menyepelekan” bahkan tidak pernah belajar dan seakan-akan sekolah hanya untuk formalitas untuk mendapatkan ijazah.

  • Mengurangi Beban

            Bagi siswa yang tidak menyukai atau tidak suka dengan proses ini, menurut mereka langkah ini bagus. Karena banyak jalan atau cara untuk mengetahui kelulusan dan hasil belajar tidak harus menggunakan standar UN. Contoh di daerah tertinggal yang siswanya hanya sedikit karena jarak tempuh antara sekolah dan rumah cukup jauh, mereka mengatakan bahwa penghapusan issu penghapusan UN ini sangat tepat bagi daerah yang tertinggal karena standar pendidikan dan materi yang diajarkan sangat berbeda.

  • Inovasi Baru

            Pemerintah mempunyai anggapan lain jika UN dihapuskan, tidak lain adalah untuk menemukan inovasi baru pada dunia pendidikan. Kemendikbud yang sekarang ini berkiblat pada kecanggihan teknologi IT, mungkin yang diinginkan adalah standar kelulusan tidak berpedoman pada UN namun ada standar-standar lain yang bisa digunakan untuk kurikulum dunia pendidikan yang sudah milenial ini. Cara ini digadang-gadang oleh menteri pendidikan sebagai inovasi baru yang belum pernah dilakukan di negara Indonesia. Tahun-tahun sebelumnya Indonesia selalu menggunakan Ujian Nasional sebagai patokan kelulusan dan menjadi momok bagi sebagian besar siswa di Indonesia.

  • Aspirasi Guru dan Siswa

             Issu penghapusan UN ini dikarenakan banyak aspirasi dari guru dan siswa yang beranggapan bahwa UN bukan merupakan standar kelulusan yang harus dipakai setiap tahunnya. Ada cara lain yang lebih bisa diterima siswa dan guru untuk mengukur hasil belajar siswa di skolah. Pada salah satu wawancara dengan guru, ada yang mengatakan bahwa anggaran UN dapat dialokasikan untuk kesejahteraan guru dan siswa, karena anggaran yang dikeluarkan saat UN tidak sedikit dan menurut mereka hanya membuang waktu dan dana pemerintah dengan hasil yang tidak sesuai seperti yang diharapkan. Guru juga menyampaikan aspirasi bahwa keberadaan UN sebagian besar tidak bisa dijadikan patokan untuk standar kelulusan. Pengalaman yang sudah dialami oleh guru, banyak oknum yang tidak bertanggung jawab telah membocorkan soal UN dan kemudian dijual ke siswa, sehingga sebagian siswa hanya mengandalkan peristiwa itu untuk memperoleh keuntungan dalam menjawab soal UN. Hal ini yang menjadi keresahan disebagian guru dan kepala sekolah dikalangan instansi pendidikan.

  • Asesmen Kompetensi Siswa

Issu lain menyebutkan bahwa UN akan diganti dengan asesmen  kompetensi siswa berkala. Sekolah menyediakan tes kompetensi berkala untuk siswa, jadi tidak hanya sekali pada saat UN saja siswa dapat mengukur kemampuan dirinya. Diharapkan dengan cara ini tiap kompetensi yang diajarkan siswa dapat melihat seberapa kemampuan mereka dalam mencapai hasil yang baik. Jika ingin hasil yang baik dan memuaskan dari tes sebelumnya maka siswa masih diberi kesempatan untuk memperbaiki pada tes selanjutnya. Menurut pemerintah cara ini tidak membebani siswa yang sering beranggapan bahwa UN adalah “hantu pendidikan” yang mengganggu atau meresahkan siswa setiap jenjang terakhir dalam satuan pendidikan. Asesmen ini sedang dikaji oleh kalangan peneliti, dan diuji cobakan pada siswa apakah sudah sesuai dengan standar yang diingankan atau belum.

Oleh : Atsrin Munarifah Guru Kelas 1 SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang

Previous Post

Bawaslu Melantik 9 Orang Panwascam

Next Post

12 Guru SMK Muhammadiyah Magelang ikuti National Workshop bersama Prof. Imam Robandi

Next Post
workshop menulis

12 Guru SMK Muhammadiyah Magelang ikuti National Workshop bersama Prof. Imam Robandi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • About Us
  • Contact
  • Career
  • Privacy
  • Pedoman Media Siber
Menu
  • About Us
  • Contact
  • Career
  • Privacy
  • Pedoman Media Siber

2019-2024 © PT Mnews Media Startup Digital

 Tentang

Selengkapnya

Mnews.id hadir dengan visi Jurnalisme Positif sebagai ikhitiar untuk memberikan pengaruh positif dalam kehidupan homo digitalis, sehingga berdampak pula pada kehidupan sosial, ekonomi masyarakat

WA : 082135179993 |  Info@mnews.id
Messenger : m.me/mnewsjurnalismepositif

Home

Jelajah

Ruang

Profil

News
Trending
Showbiz
Pendidikan
Berdesa
Whizkul
Literasiku
Kesehatan
Cerita Pemilu
Hasil Polling