
Sleman MNews Id – Warga Kampung Kutu Wates Rw 10 Padukuhan Kragilan, Sinduadi, Mlati Sleman menggelar “Nyadran Agung Ki Nolowongso” berlangsung di serambi makam Ki Nolowongso, Minggu (23/2).
Kegiatan nyadran dan do’a bersama lintas agama, diikuti masyarakat Rt 07, 08 dan 09 di Kutu Wates mulai dari anak, pemuda, orangtua, tokoh masyarakat, tokoh budaya, dan perangkat kalurahan. Nyadran diawali dengan iring-iringan kirab dengan menghadirkan dua gunungan dan pawai oleh tokoh masyarakat dan anak-anak.
Nyadran Agung Ki Nolowongso merupakan tradisi tahunan yang dilakukan oleh warga Kampung Kutu Wates sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Salah satu ritual yang paling khas adalah ziarah ke makam Ki Nolowongso, sosok yang dianggap sebagai tokoh penting kebudayaan di Kutu Wates.
Amrih Agung, Ketua Rw 10 Kampung Kutu Wates kepada MNews.Id mengatakan kegiatan “Nyadran Agung Ki Nolowongso” sebagai bentuk Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus menjadi upaya melestarikan budaya lokal. Kegiatan ini menjadi momentum untuk mengajak seluruh masyarakat membangun silaturahmi, hubungan sosial dan kepekaan antar warga, selain itu lebih peduli dengan kondisi sekitar.
“Tujuan kegiatan ini adalah sebagai wujud Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, melestarikan budaya gotong-royong, dan menjalin kebersamaan juga sebagai sarana mempererat kebersamaan antar warga dalam hidup bermasyarakat. Terpenting adalah tetep nyawiji,” ujarnya.

Prosesi Nyadran Agung dimulai dengan kirab 2 gunungan berisi hasil panen pertanian warga masyarakat di kampung Kutu Wates di arak oleh tokoh masyarakat dan anak-anak pembawa gunungan dari media kertas.
Warga nampak antusias mengikuti kegiatan tersebut. Pada kesempatan itu pun, warga duduk menyatu bersama melakukan doa dipimpin oleh Rois Sugi, suasana khusyuk terasa ketika lantunan doa dipanjatkan, mencerminkan rasa syukur dan harapan agar diberikan keberkahan dalam kehidupan.
Lurah Kalurahan Sinduadi H. Senen Haryanto, SE, menyampaikan terima kasih atas kebersamaan dan kerukunan seluruh warga kampung Kutu Wates di Padukuhan Kragilan. Dengan menggelar Nyadran Agung di makam Ki Nolowongso dengan tema Tetep Nyawiji.
“Kegiatan nyadran ini merupakan salah satu upaya nguri-nguri kabudayaan, setiap manusia untuk ikut menjaga, melestarikan kebudayaan dan mempererat silaturahmi kerukunan serta kebersamaan,” terangnya.
Nyadran Agung Ki Nolowongso menjadi momentum, karena tradisi masyarakat untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Sebagai tujuan untuk menghormati leluhur, dan mengucapkan rasa syukur. Kegiatan ini akan terus berlangsung setiap tahunya.