Magelang Mnews.id – Kampung Seni Borobudur kembali menjadi pusat perhatian dengan digelarnya acara Aktivasi Sarana dan Prasarana Kebudayaan yang diinisiasi oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, bertepatan dengan peringatan Hari Anak Sedunia, Minggu, 30 November 2025.
Acara ini menghadirkan rangkaian pertunjukan seni yang melibatkan ratusan anak dari berbagai sanggar di kawasan Borobudur. Pementasan utama yang dinanti-nantikan adalah Tari Kolosal “Mahadewa Badracari”, sebuah karya besar yang diproduksi oleh kolaborasi tujuh sanggar, yaitu:
Bengkel Seni Sasana Aji, Sanggar Gaboet Waseso, Sanggar Bangun Budaya, Sanggar Sekar Wangi, Sanggar Dua Atap, Sanggar Laskar Menoreh., Sanggar Lemah Urip (pementasan Tari Gerabah Nyai Klipong)
Ketua Pelaksana Aktivasi Sarana Prasarana Kebudayaan, Lukman Fauzi, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari program nasional dalam menghidupkan kembali sarana serta prasarana kebudayaan di daerah. “Ini merupakan aktivasi sarana prasarana kebudayaan dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Kami sengaja membarengkannya dengan peringatan Hari Anak Sedunia agar anak-anak turut merasakan ruang yang sehat untuk berkarya dan berekspresi,” ujarnya.
Menurut Lukman, para penari anak yang terlibat dalam tari kolosal ini tidak hanya tampil, tetapi juga sedang menjalani proses penting dalam tumbuh-kembang mereka.
“Para penari kolosal adalah anak-anak. Mereka melakukan aktivasi dan aktualisasi seni budaya untuk penguatan mental dan mengurangi pengaruh negatif dari smartphone dan gawai,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa aktivitas berlatih menari membantu memperkuat mental, rasa percaya diri, serta memberikan alternatif kegiatan positif di tengah kondisi anak yang kian rentan depresi akibat penggunaan teknologi digital yang berlebihan.
Dalam rangkaian acara ini, ratusan anak juga akan mengikuti agenda khusus Penandatanganan Petisi “Akhiri Perundungan — Budaya Nusantara Pondasi Karakter Anak Indonesia” di atas banner besar sebagai simbol komitmen bersama membangun generasi berkarakter melalui nilai-nilai budaya.
Acara ini diharapkan menjadi inspirasi bagi wilayah lain dalam mengembangkan ruang ekspresi budaya bagi anak-anak, sekaligus memaknai Hari Anak Sedunia sebagai momentum membangun kehidupan yang lebih harmonis, kreatif, dan berkelanjutan.