Pandemi Covid – 19 yang tiap harinya semakin mengganas, semua elemen bangsa siap bergerak. Pemerintah menyusun strategi dan merumuskan sejumlah kebijakan. Tenaga medis di garda terdepan melakukan pelayanan kesehatan kepada pasien dalam perang melawan Covid – 19.
Tentunya, yang tidak kalah penting adalah peran para ulama. Dengan cara yang berbeda, beliau semua mengajak masyatakat berdoa.
Beliau semua mengijazahkan untuk masyarakat umum, doa penangkal wabah dan musiah. Memang tidak mengherankan jika di bulan maret – april ini begitu banyak lafadz doa tolak bala yang beredar di sosial media
Ijazah yang diamalkan berupa penggalan ayat Al – Quran, lafadz doa yang diriwayatkan dalam hadist, sholawat hingga asmaul husana dan kalimah toyyibah yang secara sistematis disusun dengan jumlah bilangan tertentu.
Gus Mus
KH. Musthofa Bisri, atau Gus Mus mengijazahkan secara terbuka Hizib yang di share di instagram beliau pribadi beliau (@s.kakung).
Gus Mus menghimbau masyarakat membaca hizib tersebut sebagai benteng diri dari wabah Covid -19.
Perlu diketahui, Hizib sendiri merupakan bacaan dzikir dan doa yang disusun untuk tujuan memohon perlindungan kepada Allah swt dari segala keburukan.
Mengamalkan hizib bukan perkara mudah. Hizib tidak boleh dibaca tanpa ada sanad dan ijazah. Dalam situasi normal, untuk mengamalkan hizib biasanya perlu diawali menjalankan sejumlah syarat seperti berpuasa, tidak memakan makanan bernyawa, dan syarat lainnya. Tergantung dari yang mengijazahkannya. Itulah mengapa tidak semua orang mengamalkan hizib. Tapi ijazah hizib Awtad dari Gus Mus boleh dibaca tanpa syarat khusus.
Syair Hadrotus Syaikh
Sempat viral juga, lafdz doa dalam bentuk syair yang diijazahkan oleh Hardotus Syaikh Hasyim Asy’ari.
Doa syair itu berbunyi “li khomsatun utfi biha, harrol wabail hatimah, almustofa wal murtadlo, wabnahuma wa Fatimah”.
Artinya: Aku mohon diselamatkan dari panas derita wabah yang membuat sengsara, melalui wasilah derajat keluhuran lima pribadi mulia yang aku punya: yaitu Nabi Muhammad saw, Sayyidina Ali al-Murtadla dan kedua putranya (Hasan dan Husain), serta Sayyidatina Fathimah.
Doa – Doa Lainnya
Melalui video yang beredar, KH. Mustaqim Askan, Guru Aliyah Tebuireng – Jombang, menjelaskan cara mengamalkan doa puisi tersebut dengan membacanya sebanyak 41 kali, lalu dibaca lima kali setiap selesai sholat maghrib dan subuh.
Doa tolak bala yang bersumber dari asmaul husna juga pernah yang diijzahkan oleh KH. Nasihin dari Jawa Timur. “Ya Rohman, ya Rohim, ya Mukmin, ya Salam, ya ‘Aziz, ya ‘Alim, ya Karim, La hawla wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim”. Dibaca 7 kali setiap malam sebelum tidur.
Doa tolak bala lainnya yang sudah umum di kalangan masyarakat adalah Ratib Al-Haddad dan Ratib Al-Atthas. Beberapa ulama ada juga menjelaskan kaifiyahnya cukup dengan membaca “Bismillahilladzi la yadurru ma’asmihi syaiun fil ardli wa la fis sama-I wa huwas sami’ul ‘alim”, sebanyak tiga kali tiap selesai sholat maghrib dan subuh.
Pengurus Besar Nahdlotul Ulama (PBNU) juga telah menghimbau kepada masyarakat untuk melaksanakan sejumlah amalan khusus untuk menangkal penyebaran Covid-19. Dalam surat resmi yang beredar, PBNU mengajak masyarakat untuk membaca doa Qunut Nazilah dan juga mendawamkan sholawat Tibbil Qulub (Obat Hati). Memohon kepada Alloh swt agar mengangkat wabah penyakit dari bumi Indonesia.
Di luar amalan doa-doa tersebut, masih ada segudang lainnya yang tidak mungkin ditulis semuanya di sini. Semuanya diijazahkan oleh para Ulama Nusantara kepada seluruh masyarakat Indonesia, untuk keselamatan dan keamanan Indonesia. Masyarakat bebas untuk memilih doa mana yang hendak diamalkan.