Search
  • JELAJAH
    • Trending
    • News
    • Pemkot Magelang
    • Pendidikan
    • Literasiku
    • Kesehatan
    • PMI
    • Resolusi 2020
    • Baity Jannaty
Menu
  • JELAJAH
    • Trending
    • News
    • Pemkot Magelang
    • Pendidikan
    • Literasiku
    • Kesehatan
    • PMI
    • Resolusi 2020
    • Baity Jannaty
Buat Cerita
Buat Cerita

:06: Ngaji Bareng Gus Yusuf Ayyuhal Walad: Rahasia dan Faedah Ilmu yang Bisa Menyelamatkan Diri (Versi Alih Bahasa Indonesia)

Najih Suudi by Najih Suudi
April 30, 2020
in Baity Jannaty
0
ngaji bareng gus yusuf

gus yusuf

122
SHARES
216
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Diceritakan tentang Syekh as-Sibli yang pernah belajar kepada 400 guru, pernah membaca 4.000 hadist, kumudian Syeikh as-Sibli memilih hanya satu dari hadist tersebut untuk diamalkan dan meninggalkan hadist-hadist yang lain (karena hadist lainnya sudah masuk dalam kandungan satu hadist yang dipilih).

Sesunguhnya ia telah memikirkan dan menemukan bahwa kunci keselematan ada pada satu hadist yang dipilihnya.

Ia juga meyakini bahwa ilmu-ilmu orang-orang terdahulu dan orang-orang kemudian tidak akan terlepas dari kandungan satu hadist tersebut. Hadist tersebut yaitu ucapan Rasululluh kepada para Sahabat,

”Usahakanlah untuk urusan dunia kalian sesuai kadar kemampuan kalian, dan usahakanlah untuk urusan akhirat kalian sesuai kadar kemampuan kalian, usahakanlah urusan (urusan dunia dan akhirat) kalian kepada Allah sesuai kadar kebutuhan kalian, dan usahakan diri kalian terhindar dari api neraka susuai kadar kesabaran kalian (kalau sekiranya dirimu tidak tahan panas api neraka, maka jauhilah kemaksiatan)”

Gus Yusuf menceritakan bagaimana proses Imam al-Ghazali bisa sampai menjadi ulama sufi besar. Dulu awalnya Imam al-Ghazali, belajar kepada guru itu untuk dapat bisa makan, dan itu diakui oleh Imam al-Ghazali sendiri, tetapi kemudian setelah dia belajar akhirnya dia tersadar dan mulai dituntun ilmu yang dipelajarinya. Ilmu tersebut mengajari Imam al-Ghazali, kalau dirinya ingin mendapatkan ilmu niatnya harus ikhlas karena Allah, dan lambat laun niat Imam al-Ghazali pun dalam mendapat ilmu itu didasarkan keikhlasan karena Allah. Gus Yusuf menyimpulkan bahwa ikhlas itu butuh proses, tidak bisa serta merta.

Ketika kalian mau mengamalkan satu hadist tersebut, maka kalian tidak akan butuh ilmu yang banyak. Ingatlah juga cerita lain mengenai Syekh Hatim al-Ashom bersahabat dengan Syaqiq al-Balkhi, dan pada suatu hari Syaqiq bertanya kepada Hatim,

“kamu sudah bersahabat denganku selama 30 tahun, apa saja yang kamu hasilkan selama waktu tersebut?”. Tanya Syaqiq pada Hatim

Hatim pun menjawab, “aku berhasil memahami delapan faedah dari ilmu, yang kuyakini hal tersebut bisa menyelamatkan diriku“. Syaqiq bertanya, “delapan faedah itu apa saja?”.

Hatim menjawab, faedah pertama, sesungguhnya ketika aku melihat manusia ada yang cinta dan rindu kepada orang selainnya, satunya menjenguk ketika sakit, satunya mengantar ke kuburan ketika meninggal, namun orang yang cinta dan rindu itu tidak ada satu pun yang menemani, semunya kembali dan meninggalkan orang yang dikubur itu sendirian, dan tidak ada orang yang menemani masuk dalam kubur. Lantas akau berpikir dan berkata, “sabaik-baiknya kekasih adalah sesuatu yang mau menemani seseorang ketika berada dalam kubur, dan setia menemani dalam kubur, dan mampu menghilangkan kesusahan, tidak aku temukan hal tersebut kecuali amal-amal soleh, aku menganggapnya kekasih karena mau menjadi penerang ketika dalam kubur, setia menemaniku dalam kubur, dan ia tidak meninggalkanku sendiri”.

Faedah kedua, aku melihat manusia yang menuruti hawa nafsunya, maka mengingatkan diriku kepada firman Allah:

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى  فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ

Wa amma man khafa maqama rabbihi wa nahan nafsa ‘anil hawa. Fa innal jannata hiyal ma’wa

Artinya: Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya). (An-nazi’at ayat 40-41).

Karena diriku meyakini kebenaran Alqur’an, maka diriku segera melawan dan memerangi hawa nafsuku, hingga hawa nafsuku mau ikut dan ridla untuk taat kepada Allah.

Tags: ngaji bareng gus yusuf
Previous Post

7 Alasan Kenapa Kamu Harus Kuliah di Untidar

Next Post

:07: Sesakti Apakah Dirimu Temukan Kategorinya (Ngaji Ayyuhal Walad Bersama Gus Yusuf)

Next Post
ngaji bareng gus yusuf

:07: Sesakti Apakah Dirimu Temukan Kategorinya (Ngaji Ayyuhal Walad Bersama Gus Yusuf)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • About Us
  • Contact
  • Career
  • Privacy
  • Pedoman Media Siber
Menu
  • About Us
  • Contact
  • Career
  • Privacy
  • Pedoman Media Siber

2019-2024 © PT Mnews Media Startup Digital

 Tentang

Selengkapnya

Mnews.id hadir dengan visi Jurnalisme Positif sebagai ikhitiar untuk memberikan pengaruh positif dalam kehidupan homo digitalis, sehingga berdampak pula pada kehidupan sosial, ekonomi masyarakat

WA : 082135179993 |  Info@mnews.id
Messenger : m.me/mnewsjurnalismepositif

Home

Jelajah

Ruang

Profil

News
Trending
Showbiz
Pendidikan
Berdesa
Whizkul
Literasiku
Kesehatan
Cerita Pemilu
Hasil Polling