Search
  • JELAJAH
    • Trending
    • News
    • Pemkot Magelang
    • Pendidikan
    • Literasiku
    • Kesehatan
    • PMI
    • Resolusi 2020
    • Baity Jannaty
Menu
  • JELAJAH
    • Trending
    • News
    • Pemkot Magelang
    • Pendidikan
    • Literasiku
    • Kesehatan
    • PMI
    • Resolusi 2020
    • Baity Jannaty
Buat Cerita
Buat Cerita

:16: Santri Wajib Membangun Soko Guru Ekonomi (entrepreneur)

Najih Suudi by Najih Suudi
Mei 10, 2020
in Baity Jannaty
0
:16: Santri Wajib Membangun Soko Guru Ekonomi (entrepreneur)
56
SHARES
115
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Khataman Ngaji Ramadhan Kitab Ayyuhal Walad Imam Al-Ghazali, bersama KH Muhammad Yusuf Chudlori Pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang.

Saat Pandemi Covid-19 seperti ini, banyak orang panik membeli barang dan kebutuhan secara berlebihan kayal gak ada akhlaknya, Stok untuk kebutuhan keseharian di rumah sih boleh-boleh saja, tapi gak harus panik dan berlebihan. Apalagi di sudut lain lingkungan kita masih banyak orang kesulitan untuk makan keseharian.

Dalam Kitab Ayyuhal Walad Imam Al-Ghazali mengajarkan akhlak seperti situasi di saat ini terjadi?


Imam al-Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad mengatakan, di larang menyimpan makanan untuk kebutuhan rumah tangga melebihi satu tahun.

Kenapa Islam melarang menyimpan persediaan makanan lebih dari satu tahun? Karena dengan kita menyimpan kebutuhan makanan selama setahun akan membuat diri kita jauh dari rasa tawakkal (berserah diri), kita mungkin merasa tenang dengan ketersediaan makanan selama setahun, tetapi dampaknya kita mungkin lupa dengan dzat yang memberikan rezeki.


Gus Yusuf menyatakan haram hukumnya menimbun bahan atau barang yang dibutuhkan masyarakat saat terjadi wabah pandemi. Ia mencontohkan, Rasulullah mencukupi kebutuhan makanan keluarga (istri-istrinya) cukup dikonsumsi selama setengah hari atau setengah hari saja.

Apalagi tujuan nimbunnya, lanjut Gus Yusuf, untuk dijual dengan harga yang lebih tinggi jelas haram hukumnya.


Dapat dipahami bahwa menyimpan bahan atau barang untuk keperluan kebutuhan rumah tangga diperbolehkan dengan batas maksimal pemenuhan kebutuhan selama setahun. Sedangkan, menyimpan atau menimbun bahan atau barang untuk tujuan keuntungan pribadi atau kelompok itu hukumnya haram.


Memang di saat pandemi wabah sepeerti ini yang dibutuhkan adalah kerjasama kolektif, dan saling membantu, bukan menonjolkan ego pribadi untuk tujuan keuntungan. Apalagi bagi seorang Muslim harus paham bahwa rasa empati dan peduli terhadap orang yang terdampak wabah merupakan wujud tolong-menolong dalam kebaikan. Seperti yang diutarakan Gus Yusuf, Rasulullah benci suara piring dan sendok di tengah orang-orang miskin.


“Rasulullah tahu bahwa umatnya itu mayoritas orang miskin, maka beliau juga memilih menjadi miskin. Tapi miskinnya Rasulullah itu sebuah pilihan jalan kerohanian bukan karena keterpaksaan”

Gus Yusuf


Rasulullah lebih memilih tidur di atas pelepah daun kurma, bukannya Rasulullah tidak bisa membeli dipan atau kasur. Rasulullah memilih tidak banyak makan bahkan sering puasa, bukannya tidak bisa membeli makanan.

Sekali lagi Gus Yusuf menegaskan, Rasulullah memilih miskin, sebagai teladan dan penguat bagi umatnya yang mayoritas juga orang miskin, karena besok di surga kebanyakan juga dihuni oleh orang miskin.

Rasulullah pernah berdoa agar bisa hidup dan meninggal dalam keadaan miskin, bahkan mungkin banyak umatnya yang tidak berani mengamalkan doa ini.


اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مِسْكِيناً وَأَمِتْنِي مِسْكِيناً وَاحْشُرْنِي فِي زُمْرَةِ الْمَسَاكِيْن

Artinya: “Ya Allah, hidupkanlah dan matikanlah aku sebagai orang miskin dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang miskin.”

Gus Yusuf, memberikan motivasi kepada santri, setelah nanti mukim pulang dari pesantren ke kampung halaman pertama yang harus dilakukan adalah mengajar dan menegakkan soko guru ekonomi.

Mengajar ngaji saja tidak berusaha menegakkan ekonomi sangat berbahaya. Nanti malah menjual dalill dalil untuk mendapatkan keuntungan ekonomi.

Rasulullah SAW memberikan contoh, zaman mudanya dulu adalah seorang saudagar kaya, pekerja keras dan jujur dalam berbinis. Kemudian setelah diangkat rasul juga tetap mencangkul ketika hijrah di Madinah.

Di sekeliling Rasulullah didukung orang expert sesuai dengan keahlian dan passionnya yang tergabung dalam Khulafaur Rashidin.

Nabi Muhammad punya kasepuhan yaitu Abu Bakar as Sidiq. Orang yang pertimbangannya matang dan cermat. Kemudian punya Sahabat Umar bin Khattab, ini orangnya pemberani tukang gebug.

Rasulullah punya penyokong dana atau modal dari Usman bin Affan. Setiap mau berangkat perang kuda, onta, pedang disiapkan. Satu lagi Rasulullah punya Ali bin Abi Thalib, seorang sosok muda cerdas dan pemberani.

Kisah ini perlu diteladani, menurut  Gus Yusuf, santri ketika sudah pulang ke desa, maka wajib sowan ke kasepuhan yang ada dikampung. Mencari dukungan saudara atau teman, yang memiliki kekuatan ekonomi, kekuatan secara politik dan lainnya.

Meneladani itu gak harus sama persis seperti apa yang dilakukan oleh nabi. Tapi ada upaya untuk melakukan kunci-kunci kesuksesan seperti yang dilakukan nabi.

Previous Post

Doa dan Ikhtiar Selamatkan dari Pandemi Corona

Next Post

Pemudik asal Banjarmasin yang Meninggal itu Terkonfirmasi Positif Covid-19

Next Post
Pemudik asal Banjarmasin yang Meninggal itu Terkonfirmasi Positif  Covid-19

Pemudik asal Banjarmasin yang Meninggal itu Terkonfirmasi Positif Covid-19

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • About Us
  • Contact
  • Career
  • Privacy
  • Pedoman Media Siber
Menu
  • About Us
  • Contact
  • Career
  • Privacy
  • Pedoman Media Siber

2019-2024 © PT Mnews Media Startup Digital

 Tentang

Selengkapnya

Mnews.id hadir dengan visi Jurnalisme Positif sebagai ikhitiar untuk memberikan pengaruh positif dalam kehidupan homo digitalis, sehingga berdampak pula pada kehidupan sosial, ekonomi masyarakat

WA : 082135179993 |  Info@mnews.id
Messenger : m.me/mnewsjurnalismepositif

Home

Jelajah

Ruang

Profil

News
Trending
Showbiz
Pendidikan
Berdesa
Whizkul
Literasiku
Kesehatan
Cerita Pemilu
Hasil Polling