Magelang MNews.id – Para petani Kabupaten Magelang mulai panen tembakau bulan ini. Terutama tembakau jenis Temanggungan, yang banyak ditanam di dataran tinggi.
Dataran tinggi dimaksud antara lain wilayah Windusari, lereng Sumbing dan Ngablak lereng Merbabu. “Masa tanam lebih karena umurnya lebih panjang dan ditanam lebih awal,” kata Romza Ernawan, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang.
Sedangkan tembakau jenis Muntilanan lazim dibudidayakan di dataran rendah, lahan sawah atau tegalan. Umur lebih pendek dan masa tanam agak mundur, katanya.
Sistiyana, staf Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan, mengemukakan, masa panen bisa sama, yakni Agustus sampai September.
Seperti diketahui, harga tembakau rajangan kering hasil panen tahun lalu berada di kisaran angka Rp 55.000 sampai Rp 80.000/kg.
“Harga di gudang grader (perwakilan pabrik rokok) tersebut berlaku rata-rata untuk tembakau kualitas grade C dan D,” kata Sistiyana.
Kualitas Relatif Bagus
Fauzi (58), petani Dusun Jambean, Desa Rambeanak Kecamatan Mungkid, menjelaskan, setelah bunga tembakau dipetik, daunnya akan lebih bagus, padat.
Untuk itu dia memberdayakan 10 buruh tani untuk memetiki bunga tembakau dengan upah Rp 75 ribu/orang/hari.
Ia mengemukakan kualitas tembaku tahun ini relatif bagus. Karena cuaca sangat mendukung.
Daun tembakau hasil panen akan diolah, dirajang, dijemur. Proses pengolahan itu diyakini akan menghasilkan tembakau berkualitas baik. Tembakau rajangan kering, nantinya akan disimpan dalam gudang miliknya.
“Jika ada yang mau beli biar datang dan bila harganya cocok, boleh diangkut,” kata Fauzi.