Magelang Mnews.id – Kota Magelang bersiap menerapkan new normal (adaptasi kehidupan baru) masa pandemi Covid-19, namun saat ini masih dikaji oleh tim khusus untuk membuat juklak teknis penerapannya.
Mengapa penerapan new normal masih dikaji karena RO atau R-nought, simbol yang biasa dipakai untuk menghitung angka pertumbuhan penularan di Kota Magelang tergolong masih tinggi.
Sekteatis Daerah Kota Magelang, Joko Budiyono, mengatakan tim khusus yang dipimpin Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang Joko Soeparno sudah berkerja melakukan kajian.
“RO nya Kota Magelang masih di atas angka 1 ini menandakan tingkat penularannya masih tinggi. Maka perlu dikaji secara mendalam agar semuanya berjalan dengan baik mengurangi resiko penularan yang lebih besar,”katanya.
Pertimbangan lain, lanjut dia, Kota Magelang secara geografis berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Magelang yang RO nya juga lebih tinggi, maka dari itu butuh kajian lebih matang memikirkan dampaknya.
“New Normal keagamaan dan ekonomi akan menjadi prioritas untuk segera dilaksanakan. Pekan ini kami berkoordinasi dengan Forum Pimpinan Daerah, Kementrian Agama dan pemuka agama-agama untuk membahas new normal keagamaan,”kata Joko.
New normal keagamaan ini adalah diperbolehkannya kegiatan ibadah dan keagamaan berjamaah di masjid dan geraja. Sedangkan untuk pemberlakuan new normal pendidikan, menurutnya, menunggu instruksi dari Menteri Pendidikan.
Kepala Bappeda Kota Magelang Joko Soeparno, menjelaskan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dengan matang sebelum new normal diterapkan di Kota Magelang.
“Artinya bahwa potensi penularan virus corona di Kota Magelang itu masih cukup tinggi,” terang Joko.
Dengan demikian, maka pengaturan protokol kesehatan harus betul-betul ketat, terutama di pusat-pusat keramaiaan dan obyek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dari luar daerah.
“Jika sarana umum kita, katakanlah obyek wisata itu dibuka, saya yakin yang ‘nggrudug’ itu orang-orang luar daerah. Kalau kita akan menerapkan new normal, hal-hal diatas juga harus menjadi perhatian kita,” ungkap Joko.
Pertimbangan lainnya, lanjut dia, angka lansia di Kota Magelang saat ini mencapai lebih dari 11.000 orang. Lansia merupakan usia rentan tertular virus corona atau Covid-19.