News

Apa Yang Kamu Pikirkan Tentang ”Simo Lodro”

By Nur Achmad Purnama Nugara

February 14, 2020

Magelang Mnews.id – Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar atau membaca kalimat Simo Lodro? Imaginasi itu akan terbawa ke stadion mendengar riuh nyanyian suporter untuk mendukung tim kesangan PPSM Magelang berlaga.

Tahu gak gaes bulan Februari ini Suporter Simo Lodro berulang tahun, tepatnya tanggal 12 kemarin. Genap berumur 17 tahun ya gaes, selamat dech untuk temen-temen Simo Lodro yang baru berulang tahun. Di hari yang special ini doa dan harapan dari suporter untuk tim kebanggan PPSM segera bangkit dari tidurnya semoga terkabulkan. Amin barokllah.

Mumpung ulang tahun gimana kalau kali ini mengulas sejarah asal usul nama Simo Lodro itu sendiri sebenarnya dari mana sich. Ada yang tahu, kopi mana kopi biar lebih jernih pikiran kita. hee. Tahu gak gaes ternyata nama Simo Lodro itu diambil dari sebuah tokoh antagonis dalam cerita novel persilatan Naga Sasra Sabuk Intan karya Singgih Hadi Mintradja.

Anak era 80 an dan 90 an mungkin masih ingat, cerita-cerita silat seperti itu yang dapat di ditemukan di koran-koran lokal, seperti Kedaultan Raykat dan Bernas. S.H Mintradja merupakan penulis cerita yang populer kala itu. Cerita bersambung yang setiap hari ditayangkan di koran lokal Jogja, kemudian dibukukan menjadi sebuah buku novel cerita persilatan berlatar belakang sejarah.

Jika kamu suka baca cerita persilatan dan penasaran seperti apa sich cerita Naga Sasra Sabuk Inten yang disitu terdapat tokoh antagonis bisa disebut juga tokoh dari golongan hitam yang memilih Gunung Tidar sebagai homebased nya. Nich tak kasi linknya, bisa dibaca sendiri yach sampai katam. Jangan lupa kalau udah katam nanti kita diskusi ya soal cerita-cerita dunia persilatan. baca di sini .

Di cerita itu kamu juga akan berkenalan dengan tokoh yang namanya Mahesa Jenar yang kini menjadi julukan untuk Tim PSIS Semarang. Jadi bagaimana ceritanya Mahesa Jenar bertemu dengan Simo Lodro, ngapain aja coba. Masak suporter beradu dengan tim sepakbola kan gak nyambung. Nah disitulah justru keseruan dan sensi cerita-cerita legenda fiksi yang gak ada matinya terkenang sepanjang masa.

Kalau julukan PPSM sebagai Skuad Macan Tidar sebenarnya juga agak nyambung dengan cerita Naga Sasra Sabuk Inten. Simo Lodro memiliki ajian pamungkas yang namaya Macan Liwung, nah disitu diambillah nama Macan dan Gunungnya sehingga pas banget digunakan untuk nama julukan PPSM sebagai Skuad Macan Tidar.

Julukan itu ibaratnya juga doa ya gaes, Skuad Macan Tidar diambil dari sebuah filosofi cerita persilatan sebuah jurus pamungkas Macan Liwung. Seperti halnya ajian Macan Liwung, PPSM akan melibas musuh-musuhnya baik dikandang sendiri dan dikandang lawan. Pokoknya tiada lawan dech kayak Simo Lodro yang sakti mandra guna memiliki ajian pamungkas Macan Liwung. Seperti layaknya dalam sebuah cerita persilatan PPSM akan disegani lawan-lawannya karena bisa bermain fair play dan merebut poin dalam setiap pertandingan.

PPSM sudah melintasi sejarah panjang sebelum kemerdekaan hingga sekarang, cerita kesohoran tim ini juga cukup melegenda meski mengalami pasang surut. Timbul tenggelam bagaikan tempurung kelapa terombang-ambing di samudra.

Sejarah PPSM yang cukup fenomenal yang berhasil kami catat adalah masa Revolusi Sepakbola 2012, di mana tim PPSM benar-benar lepas dari politik anggaran APBD Kota Magelang. Kala itu rezim PSSI Nurdin Halid runtuh dan digantikan para aktor baru yang menginginkan perubahan besar terhadap sepakbola profesional tanpa APBD.

PPSM kala itu baru satu musim merumput di Divisi Utama, tentu bukan persoalan mudah untuk lepas dari APBD. Ibaratnya baru merangkak tiba-tiba disuruh berdiri sendiri tanpa menyusu APBD. Waktu itu manajeman PPSM sudah angkat tangan gak tau harus kemana lagi untuk melakukan pembiayaan. Sabtu pekan depan mnews.id akan membahas secara khusus ulasan tentang ini.

Hari akhir pekan ini dipilih untuk mengenang pertandingan PPSM yang sering digelar pada hari Sabtu. Kami juga sudah berhasil mewawancarai beberapa pengurus masa Liga Primer Indonesia (LPI) yang menyelamatkan PPSM dari keterpurukan selepas tak dibiayai APBD.