Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang. beritamagelang.id/mnews.id

News

Begini Skenario Evakuasi Saat Gunung Merapi Meletus

By Ida Ratnasari

July 16, 2020

Magelang Mnews.id – Berdasarkan informasi BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi), sejalk letusan tanggal 21 Juni kemarin, deformasi atau penggelembungan di puncak merapi saat ini masih terus berjalan. Berdasarkan informasi tersebut penggelembungan terjadi 6-9cm/hari.

Meskipun masih berstatus waspada dan rekomendasi jarak aman dari BPPTKG masih tetap 3 kilometer, namun informasi tersebut patut dijadikan sebagai sinyal untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Jika terjadi letusan efusif, maka yang harus diewaspadai adalah jatuhnya material Gunung Merapi sejauh 3 kilometer.

“Kita menangkap informasi tersebut sebagai sinyal kita untuk meningkatkan kesiapsiagaan.” ujar Edi Susanto selaku Kepala pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Magelang di kantornya, Kamis (16/7).

Edi menjelaskan jika seluruhnya terdampak, jumlah total pengungsi di KRB III saat ini tercatat 60 ribu jiwa lebih yang tersebar di 19 Desa. Namun, berdasarkan informasi BPPTKG deformasi kubah lava mengarah ke barat laut yang diperkirakan terdapat 21 ribu warga yang harus diungsikan.

Maka dari itu, BPBD Kabupaten Magelang menyiapkan sejumlah konsep evakuasi pengungsi, serta protokol keamanan Covid tetap harus terjaga.

“Kesiapan itu penting untuk memberikan rasa nyaman ke masyarakat. Jumlah pengungsi juga hanya angka statistik atau analisa saja.” ujar Edi.

Edi mengatakan bahwa saat ini kondisi 17 barak pengungsian yang tersebar di sejumlah titik dalam kondisi baik. BPBD Kabupaten Magelang telah menyiapkan konsep evakuasi ya g disesuaikan dengan protokol kesehatan serta lebih ramah bagi warga, yakni sister village atau pola pengungsian bersaudara.

Dikatakannya metode evakuasi desa bersaudara adalah mengevakuasi masyarakat yang ada di kawasan rawan bencana (KRB) III ke desa-desa di bawahnya yang dirasa lebih aman.

“Kita mempersiapkan diri dengan konsep 19 desa bersaudara, desa KRB III berkomunikasi dengan desa penyangga.” pungkasnya.