Magelang Mnews.id – Meskipun puncak musim hujan Februari 2020, tetapi hingga pertengahan bulan ini curah hujan masih tinggi. Karena itu semua phak hendaknya mengikuti perkembangan cuaca.
“Sehingga dampaknya bisa diantisipasi semaksimal mungkin,” kata Bupati Magelang Zaenal Arifin SIP, melalui Wabup Edi Cahyana SE, dalam Apel Sumber Daya Penanggulangan Bencana, di Halaman Kantor BPBD, Jumat (13/3).
Ia menjelaskan, apel itu sebagai upaya pencegahan mitigasi dan kesiagaan dalam menghadapi ancaman bahaya angin kencang, puting beliung, banjir, dan gerakan tanah longsor serta dampak musim penghujan lainnya.
Menurut dia, musim hujan merupakan fenomena alam yang tidak bisa dielakan, sebagai sebuah variasi normal dari cuaca yang perlu dipahami dan harus diikuti perkembangannya.
Disebutkan, bencana alam di Kabupaten Magelang, yang terjadi belum lama ini, yakni banjir bandang dan tanah longsor di Desa Salamkanci, Kecamatan Bandongan.
“Dampakya 12 rumah serta menutup akses jalan dan menimbulkan kerusakan yang mengancam 38 rumah lainnya. Sehingga 57 KK terdiri dari 170 jiwa mengungsi,” tuturnya.
Kemudian bencana tanah bergerak di Dusun Kranjang Lor, Desa Sidosari, Kecamatan Salaman. Tanah yang retak sepanjang 230 meter dengan lebar 5-30 Cm. Bencana ini mengancam 59 rumah, tiga rumah rusak berat dan lima rumah rusak sedang.
Akibatnya, 57 KK terdiri 118 jiwa mengungsi sampai kondisi aman.
Karena itu BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) diingatkan selalu koordinasi dengan berbagai pihak agar penanganan bencana bisa diantisipasi semaksimal mungkin.