Magelang Mnews.id – Aktivitas Gunung Merapi, baik kegempaan maupun deformasi,masih tinggi. Untuk memastikan kondisi puncak, BPPTKG Yogyakarta mengirim tim ke sana.
“Kami masih menunggu hasilnya untuk dilakukan pengkajian lebih mendalam,” kata Hanik Humaida, Kepala BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi) Yogyakarta, Jumat (20/11/2020).
Ia melukiskan magma semakin menuju ke permukaan. Sementara di puncak Merapi terdapat endapan lava sisa erupsi 1998 dan 1948. Di posisi lava itu sering terjadi guguran.
Disebutkan, potensi daerah bahaya, di sisi tenggara yang dikarenakan telah terjadi bukaan kawah di sisi tersebut. Namun beberapa kali terjadi guguran di sisi barat laut.Karena itu potensi bahaya juga ada di sisi barat dan barat laut.
Guguran dimaksud bukan lava pijar, tetapi material sisa lava erupsi sebelumnya.
Guguran itu berbahaya. Karena itudirekomendasikan lima kilo meter dari puncak Merapi harus dikosongkan atau sebagian kawasan rawan bencana (KRB) III, bisa terkena lontaran material Merapi apabila terjadi erupsi.
“Bukan seluruh KRB III, ya” jelasnya.