Magelang Mnews.id – Ketika Pandemi Covid-19 banyak aktivitas di habiskan di rumah hal ini bisa berdampak pada alternatif hiburan menggunakan smartphone untuk bermedia sosial dan menikmati film juga drama korea (Drakor).
”Yang membahayakan adalah ketika seseorang tidak bisa mengontrol diri dan menghabiskan seluruh waktunya untuk mencari hiburan menggunakan tehnologi,”kata Ketua Pimpinan Daerah (PD) Nasyiatul ‘Aisyiyah Kota Magelang, Jawa Tengah Eko Kurniasih Pratiwi MSI.
Dikatakannya, dalam batas – batas tertentu, hiburan dibutuhkan untuk melepaskan dan menurunkan ketegangan emosi dan pikiran setelah seharian bekerja dan beraktifitas, sehingga mampu mendapatkan semangat dan spirit baru yang positif dalam melakukan aktifitas berikutnya. Namun disisi lain bisa mengakibatkan kecanduan dan justru menghabiskan seluruh waktunya untuk hiburan.
Perempuan yang akrab disapa Tiwi ini menekankan bahwa masyarakat diharapkan menghindari prilaku yang mengarah pada kecanduan ketika menikmati hiburan karena bisa berdampak pada kondisi yang membuat seseorang kehilangan kontrol.
Tiwi menambahkan bahwa sebagai organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah yang memiliki anggota remaja puteri, Nasyiatul ‘Aisyiyah selalu berupaya membuat program dan kegiatan positif yang mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya bagi kelompok remaja puteri dalam rangka melakukan pemberdayaan di lingkungan masyarakat. Selama ini sudah ada program Pelayanan Remaja Sehat (Pashmina), pelatihan keorganisasian dan juga diskusi serta kajian yang mengangkat tema – tema aktual.
Hal ini setidaknya yang terungkap dalam diskusi yang digelar Nasyiatul ‘Aisyiyah dengan tema Hobi Drama Korea (Drakor) Dalam Perspektif Kejiwaan dengan menampilkan pembicara Psikolog dari Rumah Sakit Jiwa Soerojo Kota Magelang Swastika Wulan Pahlevi, M.Psi.
Swastika memaparkan dampak positif dan negatif ketika menjadi pecinta drakor. Satu sisi drakor adalah bagian dari hiburan yang menjadi kebutuhan hidup seseorang, maka sejatinya itu baik dan positif. Disisi lain akan berpotensi menimbulkan dampak negatif, apabila sudah sampai pada level pecandu yang akhirnya dapat melupakan peran-peran dan tanggungjawab masing-masing.
Swastika mencontohkan, ketika seorang perempuan yang telah berstatus sebagai ibu rumah tangga ketika sudah pada level candu, maka peran-peran sebagai ibu dapat terlupakan. Kelompok usia remaja juga sangat berpotensi terkena pengaruh negatif terkait demam tontonan drakor ini.
“Kecanduan yang dialami oleh seseorang dalam jangka panjang akan merusak kondisi kejiwaaanya, oleh karenanya yang dibutuhkan adalah pengendalikan diri serta kemampuan mengambil nilai – nilai positif dari setiap tayangan hiburan yang ada,”katanya.