
Magelang MNews.id – Dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma), mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan mengimplementasikan G1R1J (Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik) di RT 06 RW2 Lingkungan Santan, Kelurahan Sumberrejo, Mertoyudan.
Wakil Rektor I Unimma Puguh Widiyanto MKep mengemukakan, dosen dimaksud adalah dirinya sendiri selaku dosen Fikes (Fakultas Ilmu Kesehatan), serta empat mahasiswa yakni Tri Widyantoro, Syarifatul Ulva, Meiliana PN dan Nita Ana Safitri.
“Selain Covid-19, memasuki pergantian musim (pancaroba) masyarakat juga perlu mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit menular itu fluktuatif mengikuti musim,” katanya, belum lama ini.
Tetapi pada musim hujan, penyakit DBD cenderung meningkat, disebabkan populasi Aedes aegypti meningkat. Karena telur yang belum menetas, akan menetas setelah habitat perkembangbiakannya, mulai tergenang air hujan.
Menurut dia, kondisi demikian akan meningkatkan populasi nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor (pembawa) penularan penyakit DBD.
Ia mengemukakan, insiden rate DBD di Kabupaten Magelang paling rendah se Jateng (1.2/100.000 penduduk). Namun case fatality rate-nya pada semester 1 Tahun 2020 menempati peringkat ketiga di provinsi ini (6.67 %). Atau jauh melampaui standar nasional sebesar kurang dari 2%.
Koordinator P2P Puskesmas Mertoyudan, Ema, mengatakan kejadian DBD di Puskesmas Mertoyudan memiliki kecenderungan menurun pada semester satu tahun ini.
Disebutkan, tiga kasus pada Januari, enam (Februari), tujuh (Maret. Pada April sampai Juni hanya ditemukan dua kasus. Dua bulan terakhir ini tidak ditemukan kasus DBD. Padahal memasuki musim hujan. “Kemungkinan meningkatnya kasus terjadi apabila tidak dilakukan pencegahan dengan baik,” katanya
Diungkapkan, Lingkungan Santan RT 06 RW 02 Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, dihuni 44 kepala keluarga yang terdiri 152 jiwa.
Ketua PKK RT 06, Sri Suyanti, mengemukakan, penyuluhan dan pendampingan Tim Pengabdian Masyarakat Unimma terhadap ibu-ibu PKK berlangsung selama dua bulan.
“Kami senang kehadiran Unimma, karena ibu-ibu di Santan menjadi tahu caraya mencegah DBD,” katanya.
Puguh mengharapkan, setelah kegiatan ini tak lagi muncul kasus DBD di lingkungan Santan.