Search
  • JELAJAH
    • Trending
    • News
    • Pemkot Magelang
    • Pendidikan
    • Literasiku
    • Kesehatan
    • PMI
    • Resolusi 2020
    • Baity Jannaty
Menu
  • JELAJAH
    • Trending
    • News
    • Pemkot Magelang
    • Pendidikan
    • Literasiku
    • Kesehatan
    • PMI
    • Resolusi 2020
    • Baity Jannaty
Buat Cerita
Buat Cerita

Grebeg Saparan Borobudur Menggali Hikmah Kebudayaan dan Tradisi

Sholahuddin Al-Ahmed by Sholahuddin Al-Ahmed
Agustus 23, 2024
in News
0
Grebeg Saparan Borobudur Menggali Hikmah Kebudayaan dan Tradisi
51
SHARES
114
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Ritual Pecah Kendi dan Papat Kiblat Limo Pancer

Magelang, Mnews.id – Ritual pecah kendi berisi air Kumpulan dari 20 sumber mata air menandai dimulainya acara Grebeg Saparan Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Jumat (23/8/2024). Grebeg Saparan Borobudur akan berlangsung hingga Minggu (25/8/2024), dengan rangkaian acara pentas kesenian tradisional, live music dan pementasan wayang kulit.

Ketua Panitia Grebeg Saparan Borobudur, Lukman Fauzi Mudazir, mengatakan ritual pecah kendi sebagai iktiyar memohon kepada Sang Pencipta Alam agar masyarakat dijauhkan dari bencana dan hal-hal yang negatif lainnya dan akhirnya meraih keseimbangan alam dan lingkungan hidup damai Sejahtera.

‘’Air diambil dari 20 sumber mata air, antara lain mata air Kenayan, Kalibendo, Tuk Banon, Widodaren, dan lainya. Air tersebut malam sebelumnya diberi doa dalam ritual di Makam Kyai Maitan di Gunung Bakal,’’katanya.

Dalam ritual tersebut, lanjut dia, diberi kembang tujuh rupa dan dipisah dalam 5 kendi yang dipecah di 4 titik mata penjuru mata angin Borobudur. Air dikirab dengan dokar terlebih dahulu, dari Lapangan Tanjungan, kemudian berputar ke empat titik, antara lain titik Kanisius, titik Balkondes, Balai Desa dan Kembali  ke Lapangan Tanjungan.

Dengan ritual seperti ini, tambahnya, sebagai symbol tradisi jawa dalam falsafat papat kiblat limo pancer. Sebagai manifestasi mengarah ke kiblat keimanan dan ketaqwaan juga spiritual yang diyakini orang jawa.

Menurutnya, agenda Saparan Borobudur tahun ini berbeda dengan biasanya, karena tidak hanya sekedar gebyar pentas kesenian saja, tapi juga ada makna-makna supranatural yang sudah mulai punah. Untuk menghidupkan lagi tradisi dan kebudayaan masa lalu, dilakukanlah ritual laku seperti yang dilakukan dalam saparan ini untuk menggali hikmah dan pelajaran ilmu pengetahuan masa lampau.

Previous Post

Cara Efektif Memilih Broker Forex untuk Memaksimalkan Kesuksesan Trading Anda

Next Post

Gunungan Grebeg Saparan Borobudur Diserbu Warga

Next Post
Gunungan Grebeg Saparan Borobudur Diserbu Warga

Gunungan Grebeg Saparan Borobudur Diserbu Warga

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • About Us
  • Contact
  • Career
  • Privacy
  • Pedoman Media Siber
Menu
  • About Us
  • Contact
  • Career
  • Privacy
  • Pedoman Media Siber

2019-2024 © PT Mnews Media Startup Digital

 Tentang

Selengkapnya

Mnews.id hadir dengan visi Jurnalisme Positif sebagai ikhitiar untuk memberikan pengaruh positif dalam kehidupan homo digitalis, sehingga berdampak pula pada kehidupan sosial, ekonomi masyarakat

WA : 082135179993 |  Info@mnews.id
Messenger : m.me/mnewsjurnalismepositif

Home

Jelajah

Ruang

Profil

News
Trending
Showbiz
Pendidikan
Berdesa
Whizkul
Literasiku
Kesehatan
Cerita Pemilu
Hasil Polling