Magelang Mnews.id – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memuji Kabupaten Magelang The Best atau terbaik dalam mempersiapkan tempat pengungsian yang aman bagi masyarakat lereng Merapi.
“Belum pernah ada yang membuat persiapan seperti ini. Kalau ini bisa dijadikan contoh, maka sangat keren,” katanya, Jumat sore (6/11/2020), saat meninjau tempat penampungan pengungsi di Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan.
Jika tempat penampungan pengungsian sudah penuh, dia memberi pilihan untuk menggunakan gedung sekolah atau mendirikan tenda-tenda di lapangan.
Bupati Magelang, Zaenal Arifin SIP, mengemukakan, pihaknya telah menerbitkan SK Darurat Merapi. Tujuannya untuk melindungi warga, khususnya yang berada di KRB III yang mengungsi, diberikan fasilitas dengan mengedepankan protokol kesehatan.
“Meskipun persiapannya cukup matang, namun tetap diharapkan tidak terjadi bencana Merapi,” katanya.
Seperti diberitakan, 160 warga Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, dievakuasi ke Balai Desa Deyangan,Kecamatan Mertoyudan. Karena terjadi peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Sehingga status bahaya naik dari Waspada Level II menjadi Siaga Level III sejak Kamis siang (5/11/2020).
Adapun lokasi pengungsian 120 warga Dusun Babadan I Desa Paten di Balai Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan. Sedangkan 33 warga Babadan II Desa Paten di Balai Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan.
Untuk 130 warga Desa Ngargomulyo Kecamatan Dukun dievakuasi ke Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan.

Semua tempat penampungan pengungsi sangat memperhatikan protokol kesehatan. Setiap pengungsi di rapid tes oleh petugas Dinas Kesehatan, gedung balai desa di sekat sekat untuk keluarga,serta pasokan logistik memadai.
Desa-desa yang menampung pengungsi dari lereng Merapi itu, disebut sebagai desa penyangga dalam program sister village yang dicanangkan Pemkab Magelang.
Kepada masyarakat wilayah lain yang masih berada di KRB (Kawasan Rawan Bencana) III, diimbau oleh Gubernur Ganjar Pranowo agar tetap tenang, menunggu aba-aba petugas lapangan, jika sewatu waktu ada perintah mengungsi.
Imbauan serupa ditujukan kepada warga kawasan rawan bencana di daerah Boyolali dan Klaten. “Posisi mereka juga menunggu aba-aba jika harus mengungsi,” katanya.