Magelang Mnews.id – Sejak 2018 hingga kini Gunung Merapi sudah mengalami erupsi dan eksplosif 14 kali. Untuk menghadapi ancaman bencana Merapi, Pemkab Magelang melakukan upaya dini.
Yakni review rencana kontigensi (rekon) di Pendopo Kantor BPBD Kabupaten Magelang, Rabu (2/9/2020). Tujuannya untuk mematangkan rekon agar dapat melakukan antisipasi di tengah pandemi Covid-19.
“Rekon tersebut akan mempermudah dalam melaksanakan peran, tugas dan fungsi pada saat terjadi kondisi darurat, “ kata Bupati Magelang yang diwakili Sekda Drs Adi Waryanto.
Rekon tersebut sebagai gambaran pelaksanaan dan pegangan bersama dalam penanganan erupsi Merapi.
Mengutip informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Adi Waryanto menyebut, terjadi penggembungan badan Gunung Merapi.
Atas dasar deformasi, BPPTKG memperkirakan perilaku Gunung Merapi akan mirip dengan erupsi 2006. Ancaman jangka pendek, kubah lava tumbuh hingga mencapai volume kritis, kemudian longsor membentuk awan panas disertai letusan eksplosif.
Karena itu BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Magelang perlu melakukan penyusunan review rekon erupsi Gunung Merapi. Karena rekon yang disusun tiga tahun yang lalu dianggap sudah tidak relevan.
“Informasi dari BPPTKG menyebutkan, aktivitas Gunung Merapi menunjukan peningkatan, sehingga menuntut kewaspadaan dan kesiapsiagaan,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Magelang, Drs Edy Susanto.
Dikemukakan, penerapan penanganan pengungsian Merapi beberapa tahun lalu berbeda dengan penerapan pengungsian pada saat ini, utamanya di tengah Pandemi Covid-19.
“Dulu ketika kita mengatakan semuanya berkumpul di suatu tempat, maka semuanya akan berkumpul. Namun saat ini kita harus mengatakan jaga jarak karena protokol kesehatan,” tuturnya.
Kapasitas pengungsian dulu dirasa cukup memadai. Tetapi sekarang bisa berkurang. Karena itu melalui review rekon diharapkan bisa diketahui jumlah warga yang akan dilayani.
Sementara itu KRB (Kawasan Rawan Bencana) III, meliputi Kecamatan Dukun, Srumbung dan Sawangan, dipersiapkan menghadap ancaman bencana Merapi. Jumlah penduduk di kawasan itu sekitar 60 ribu jiwa.