Magelang Mnews.id – Kota Magelang simulasikan pembelajaran tatap muka di 17 sekolah secara bergantian. Joko Budiono selaku Sekretaris Daerah Kota Magelang mengatakan, bahwa pembelajaran tatap muka sejauh ini belum akan dilaksanakan mengingat pandemi Covid belum usai. Meskipun kasus di Kota Magelang sudah dapat terkendali.
“Untuk menekan penularan Covid-19, protokol kesehatan harus ketat. Kalau tidak pasti kasusnya akan meledak.” tegasnya.
Simulasi tersebut digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengawali tahun ajaran baru 2020/2021. Simulasi dilakukan sebagai persiapan sebelum pembelajaran tatap muka kembali dibuka pada era new normal. Kegiatan dimulai dari SMP N 1 Kota Magelang, selanjutnya akan digelar di sekolah yang ditunjuk. Beberapa sekolah yang ditunjuk antara lain TK Negeri Pembina, SD Kedungsari 1, SD Magelang 7, SD MAgersari 2, dan 12 SMP lainnya.
“Kalau situasi sudah memungkinkan untuk pebelajaran tatap muka kita sudah siap dengan sistemnya. Kita menerapkan prosedur protokol kesehatan yang ketat.” kata Agus Sujito selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang di tengah simulasi SMP 1 Magelang, Senin (13/7).
Awal tahun ajaran baru 2020/2021 secara resmi sudah dimulai Senin, 13 Juli 2020, namun pembelajaran masih dilakukan secara daring, karena tatap muka belum diperbolahekan. Sekolah dan guru dituntut meningkatkan sistem pembelajaran di tahun ajaran baru ini, dibandingkan dengan sebelumnya.
“Meskipun awal penerapan belajar dari rumah banyak kendala, namun seiring berjalannya waktu dapat teratasi. Kami berharap kedepannya akan berjalan lebih baik, guru dapat menggunakan berbagai jenis media seperti WA grup, google clas room dan lain sebagainya.” jelasnya.
Ia menjelaskan simulasi dimulai dari pelajar yang datang ke sekolah, kemudian mencuci tangan terlebih dahulu. Selanjutnya peserta didik dicek suhu tubuhnya oleh petugas, selain itu tempat duduk dalam kelas sudah diatur satu bangku satu anak.

Ia menambahkan jika biasanya dalam satu kelas terdapat 32 anak, namun di era new normal akan diberlakukan maksimal 16 anak per kelas dengan sistem sehari belajar di sekolah sehari di rumah. Khusus anak PAUD, guru wajib menjadwalkan kunjungan ke rumah siswa. Dalam melakukan kunjungan guru harus tetap menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak.
“Sebulan sekali guru mengunjungi muridi rumah, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.” pungkasnya.
Sementara itu, Nur Wiyono selaku Kepala SMP 1 Magelang mengatakan, dalam simulasi tersebut menghadirkan masing-masing 16 siswa dari dua kelas, yakni kelas 8 dan 9. Mereka menjalankan simulasi dari datang ke sekolah hingga pembelajaran di kelas.

“Kalau sudah diijinkan 1 Agustus nanti akan ada 4 pelajaran dalam satu hari, di mana dalam satu pelajaran terdapat 30 menit waktu yang digunakan. Selain itu siswa yang datang ke sekolah sudah harus memakai masker, face shield, dan membawa bekal dari rumah karena kantin ditutup.” jelasnya.
Dikatakannya, melihat dari instrumen verifikasi kesiapan yang diinstruksikan dinas, sekolahnya siap melakukan pembelajaran tatap muka. Diantaranya instrumen Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah tentang tim gugus sekolah tangguh dan persiapan orang tua serta murid.
“Kami siap menyambut new normal di satuan pendidikan Kota Magelang, karena dari banyak instrumen, kami sudah memenuhi itu semua.” pungkasnya.