Magelang Mnews.id – Hadirnya program kompetisi kampus berdampak membawa enam mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) terjun langsung di sekolah untuk melaksanakan magang di SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang.
Masa awal magang mahasiswa melakukan observasi terkait lingkungan sekolah, dimana ditemukan bahwa di SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang memerlukan lebih luas lagi area untuk penghijauan. Hal ini dikarenakan letak sekolah yang berada di pusat kota mengakibatkan kondisi lingkungan yang cukup gersang dan minim area untuk penghijauan.
Berdasarkan kondisi tersebut, mahasiswa bersama dengan kepala sekolah melakukan diskusi untuk mencari solusi agar lingkungan sekolah tetap terasa sejuk meskipun terletak di pusat kota yang minim area penghijauan. Hasil diskusi ditemukan solusi untuk permasalahan tersebut yaitu dengan memanfaatkan area teras sekolah, dimana setiap teras akan ditanami tumbuhan gantung berupa likuanyu.
Penanaman ini bertujuan agar lingkungan sekolah tampak hijau, asri, dan tersedianya banyak oksigen dari tumbuhan tersebut. Dalam pelasksanaan penghijauan ini, mengangkat isu pengendalian iklim dan di dalamnya melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang.
Tanggapan dari pihak DLH sangatlah positif, hal ini dibuktikan dengan hasil pertemuan mahasiswa dengan pihak DLH pada 14/11/2025 “Kalau kalian membuat program ini lakukan dengan serius, tinggalkan jejak positif kalian di SD. Jangan tanggung-tanggung manfaatkan juga limbah apapun yang ada di sekolah, itu juga bisa menjadi wujud kalian mendukung sekolah adiwiyata di SD Mutual.” Ucap Ibu Ummi salah satu perwakilan dari DLH, “Kami dari pihak DLH akan membantu dan mendukung semampunya” lanjutnya.

Berdasarkan hasil pertemuan dengan pihak DLH, mahasiswa melakukan diskusi kembali dengan kepala sekolah, kemudian ditentukanlah pemanfaatan limbah air AC dari ruang kelas untuk menyiram tanaman likuanyu tersebut. Limbah air AC tidaklah mengandung klorin dan baik untuk tanaman, sehingga air buangan AC tersebut tidak terbuang begitu saja dan dapat digunakan sebagai langkah awal pengendalian iklim hijau dan sejuk di lingkungan sekolah. Tentunya dengan pemanfaatan limbah air AC tersebut tidak hanya memanfaatkan apa yang tidak digunakan, namun juga mengurangi penggunaan air dan pengurangan tenaga untuk merawat tanaman tersebut.
Selain dari aksi nyata penanaman likuanyu dengan memanfaatkan limbah air AC, mahasiswa juga membuat gambar mural di lingkungan sekolah sebagai bentuk tindak lanjut dari program pengendalian iklim dan menjadi sarana promosi kepada siswa tentang program tersebut. Selain itu, pembuatan mural ini juga mengajak siswa untuk peduli dengan lingkungan dan melakukan penghijauan sebagai wujud pengendalian iklim.
Tidak hanya mural, kami juga memiliki tindak lanjut kedua yaitu adanya greenhouse edukatif sebagai sarana pembelajaran dalam mewujudkan sekolah berketahanan pangan. Pada hal ini kami bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kota Magelang. Harapan kami dengan tindak lanjut program greenhouse ini adalah menjadi sarana pembelajaran contekstual bagi siswa tentang penanaman dan ketahanan pangan, serta menjadi sarana ketahanan pangan mandiri di lingkungan sekolah. Selain itu juga menjadi sarana dalam mencapai tujuan kurikulum Deep Learning dalam menumbuhkan kepedulian siswa terhadap kesehatan diri dan lingkungan.