Magelang mnews.id – Masyarakat Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, siap mengungsi jika terjadi erupsi Merapi dalam skala yang membahayakan.
“Erupsi Merapi Minggu (17/11) pagi dinilainya sebagai letusan kecil, sehingga tak perlu mengungsi,” kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Rabu (20/11), dalam kunjungan kerjanya ke kawasan Merapi, Kabupaten Magelang.
Yang menarik, masyarakat Sumber sudah mengetahui tujuan pengungsian,jika benar-benar terjadi bahaya Merapi. Karena desa itu mengikuti program Sister Village.
Seperti diketahui, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Magelang mengembangkan program Sister Village atau Paseso (paseduluran deso), yakni pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat.
Pendekatan yang dilakukan kelembagaan melalui persaudaraan, dengan membentuk desa bersaudara. Konsepnya, memperbesar skala pengungsian dari rumah ke rumah menjadi desa ke desa.
Dalam praktiknya ada desa penyangga, yaitu desa yang akan dijadikan sebagai desa penampung dari desa yang tertimpa bencana. Sehingga diharapkan menciptakan perasaan nyaman di zona aman.
Karena inovasi pengurangan resiko bencana itu, Pemkab Magelang memperoleh penghargaan dari Pemerintah Pusat.
Menurut Gubernur Ganjar Pranowo, Sister Village yang dikembangkan di Kabupaten Magelang sebagai program kerja sama yang bagus antara desa di wilayah bahaya dengan yang jauh dari ancaman Merapi.
Sementara itu Pemkab Magelang akan terus memperbaiki tempat-tempat pengungsian dan jalur-jalur evakuasi yang mengalami kerusakan. Karena tiap hari digunakan warga.
“Sekitar 49 desa penyangga sudah disiapkan. Jalur evakuasi terus kita perbaiki dan pantau, karena jalur ini juga digunakan setiap hari oleh warga,” kata Bupati Magelang Zaenal Arifin SIP.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengemukakan, letusan Merapi Minggu (17/11) pagi memang kecil. Kendati demikian, potensi letusan masih ada.
Karena itu diimbau warga tidak beraktivitas dalam radius 3 km.
“Meskipun situasi sekarang relatif aman. Tetapi masyarakat jangan masuk pada radius 3 km. Hendaknya pemerintah, perangkat, relawan untuk bersama-sama menjaga dan mengatur masyarakat,” pinta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.