aoi4

Misi Mulia: Pencegahan Pekerja Anak Mulai Dari Saya

Klaten Mnews.id – Sebagai seorang guru, dedikasinya dapat memberikan dampak positif untuk semua menjadi salah satu pilar utama dalam sebuah gerakan penting, selain di sekolah, tentunya di lingkungan masyarakat. Seperti pertemuanya dengan Yayasan SAMIN (Sekretariat Anak Merdeka Indonesia) dari Yogyakarta pada kegiatan FGD (Focus Group Discussion). Kegiatan di balai desa Wonosari pertengahan September 2025 lalu. Heru Puji Astuti seorang guru di SMP N 2 Trucuk Klaten di desanya, ikut hadir dan menjadi peserta aktif.

Kagiatan yang dilangsungkan sangat tepat sekali dengan aktifitas dalam rangka mewujudkan sekolah ramah anak. Sebuah upaya kolaboratif untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak,

Keterlibatan Ibu Heru dimulai dengan serius dalam rangkaian kegiatan yang berfokus pada hak-hak anak, melihat potensi anak di masyarakat dan berbagi kerentanan situasi anak-anak. Ini tidak lain untuk mewujudkan Desa Layak Anak (Delana).

Menjadi Pelopor dari Ruang Diskusi

Semuanya bermula dari Focus Group Discussion (FGD). Di forum inilah, Ibu Heru bersama tokoh masyarakat, perangkat desa, dan perwakilan dari Yayasan Samin Yogyakarta. Kegiatan ini mendapat dukungan dari PT. AOI (Alliance One Indonesia).

Beliau menyadari bahwa anak-anak didiknya di sekolahnya banyak berasal dari Desa Wonosari. Terkait perlindungan anak, hari ini menjadi kebutuhan bersama, untuk memastikan dimanapun tempatnya anak dalam berkatifitas harus tetap aman. Peran orang dewasa, orangtua, pemerintah dan swata harus menjadi bagian dalam program ini.

Ibu Heru mengatakan perlunya program yang berkesinambungan dan merata agar dampaknya terasa luas, tidak hanya di satu atau dua desa saja. Ia juga menyoroti pentingnya sekolah sebagai tempat yang aman, menekankan bahwa meskipun kasus bullying berat jarang terjadi di SMP 2 Trucuk , lingkungan sekolah harus terus dijaga agar menjadi ramah anak dan ramah perempuan.

Membawa Hak Anak ke Kelas

Setelah FGD, semangat Ibu Heru semakin membara saat mengikuti pelatihan Konvensi Hak Anak (KHA). Pelatihan ini memberinya kerangka pengetahuan yang kuat tentang hak-hak dasar anak, yang kemudian ia jadikan landasan dalam setiap langkah pencegahan.

“Program baik ini harus terus diimbaskan atau dibagikan kepada banyak guru di sekolah dan masyarakat. Terutama untuk  mewujudkan Desa Layak Anak.  Salah satunya dengan sosialisasi ataupun kegiatan positif bagi anak agar anak memahami situasi yang aman dan situasi yang tidak aman,” terangnya.

Ibu Heru juga menyampaikan, bahwa kita dapat  memastikan hak anak untuk bermain, belajar, dan dilindungi dari eksploitasi, termasuk pekerjaan yang merugikan, Hal ini benar-benar dipahami dan diimplementasikan di tingkat desa.

Misi Mulia: Pencegahan Pekerja Anak

Isu utama yang menjadi fokus kegiatan adalah pencegahan pekerja anak. Bagi Ibu Heru, melihat anak-anak menghabiskan masa kecil mereka untuk melakukan pekerjaan di sektor yang berbahaya, adalah sebuah ironi yang harus dihentikan. Sehingga Yayasan SAMIN luar biasa memberikan materi yang sangat berharga ini.

Ia percaya bahwa peran sekolah dan komunitas harus bersinergi dan program ini harus positif dan berkelanjutan. Kolaborasi antara sekolah, Yayasan Samin, dan PT. AOI menjadi kekuatan pendorong. Harapannya ke depan, seperti yang disampaikannya, adalah agar tidak hanya Desa Wonosari, tetapi semua desa di wilayah tersebut bebas dari bullying dan eksploitasi.

“Saya bermimpi setiap anak bisa tumbuh dalam lingkungan yang ramah anak, menjamin hak-hak mereka terpenuhi, terutama hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan bermain, bukan bekerja,” pungkasnya.