Magelang Mnews.id – Tau gak sih guys, kalau di kaki Gunung Merapi terdapat tiga candi yang disebut Trilogi Candi Lereng Merapi? Salah satunya adalah Candi Asu, candi peninggalan peradaban Hindu yang terletak di Dusun Candi Pos, Desa Sengi, Dukun, Magelang.
Seperti yang kalian ketahui bahwa masyarakat Jawa mempercayai mitos, yaitu cerita lisan yang dipercaya secara turun temurun. Ada beberapa mitos nih tentang Candi Asu. Penasaran nggak sih? Kuy simak ulasan berikut ini ya.
1.Makam Sang Prabu
Versi yang pertama mengatakan bahwa Asu berasal dari kata Ngaso yang dalam Bahasa Indonesia berarti istirahat. Konon katanya candi ini dibangun oleh Prabu Hayuwangi yang kemudian beristirahat di lokasi tersebut. Istirahat yang dimaksud bukan istirahat duduk manis lhoh ya, tapi istirahat yang dimaksud adalah meninggal dunia, sehingga candi ini dianggap sebagai makam dari prabu Hayuwangi.
Di bagian badan candi terdapat relief flora yang mengitari bagian dinding candi dan relief kinara-kinari (burung) yang mengitarinya. Relief ini juga banyak ditemukan di candi-candi peninggalan Mataram Kuno di Jawa Tengah. Diperkirakan candi ini dibangun pada abad ke VIII mendekati masa Hindu-Budha.
2.Melambangkan Gairah Seksual Wanita
Versi lain mengatakan bahwa nama Candi Asu diberikan karena ditemukannya Arca nandi atau lembu yang lebih menyerupai asu. Konon ketika ditemukan di sekeliling candi juga terdapat banyak asu, dalam bahasa Indonesia asu memiliki arti anjing. Nama Candi Asu sendiri diberikan oleh masyarakat sekitar ketika candi tersebut ditemukan.
Arca nandi disebut sebagai arca Dewindani yang melambangkan gairah seksual wanita. Diceritakan bahwa Dewindani merupakan keturunan ningrat, namun sangat disayangkan karena Dewindani tidak bisa mengontrol gairah seksualnya. Oleh karena itu perilaku tersebut diibaratkan sebagai anjing yang kotor dan hina.
3.Tempat pemujaan
Salah satu bagian candi terdapat sumur berbentuk persegi di bagian tengah bilik candi. Konon juga disebutkan bahwa Candi Asu merupakan tempat suci untuk melakukan pemujaan kepada leluhur dan para dewa. Dibalik cerita ini masyarakat juga percaya bahwa candi ini dijaga oleh Ki Budayana, Ki Panjaloka, dan Ki Panjalo. Beredar mitos bahwa pengunjung yang datang ke candi ini dilarang membawa minyak gosok atau balsem. Alasannya karena barang tersebut akan hilang dan orang yang membawanya akan merasakan sengatan dari minyak gosok atau balsem tersebut.
Selain itu ada juga mitos yang masih beredar hingga saat ini lho guys, katanya barang siapa yang datang ke Candi Asu dan melemparkan koin ke dalam sumur maka keinginannya akan terkabul. Buat kalian para jomblo sejati bisa dicoba kuy, percaya atau tidak pada kenyataanya mitos itu dipercaya secara turun temurun lho guys. Selain itu kalian juga bisa mengunjungi dua candi lain yang lokasinya tidak jauh dari Candi Asu, yaitu Candi Pendem, dan Candi Lumbung.