Literasiku

Menggapai Prestasi Tertinggi di Lereng Merapi

By Dian Novita R

December 24, 2019

Angan-angan untuk menggapai prestasi tertinggi mulai terlihat . Hati bergetar tak sabar untuk segera menemui waktu yang dinanti. Segala persiapan mulai ditata demi kelancaran kegiatan. Hari yang dinanti telah tiba. Subuh menjelang bergegas untuk bersyukur kepada Tuhan Rabbiku. Bersemangat menuju tempat yang telah dinanti.

Semangat dari suami dan anak tersayang dalam dukungan mengantar ke sekolah dengan selipan doa-doa terbaiknya untuk 3 hari ke depan. Kereta telah melaju menuju ke tempat penantian. Bersama sahabat sahabat hebat yang selalu bersemangat untuk belajar bersama prof. Imam Robandi.

Keretapun telah sampai di tempat yang sangat istimewa. Aura positif tercium dari udara segar daerah pegunungan, tepatnya di lereng gunung merapi yaitu Kaliurang Yogyakarta. Takdir telah mengatur semuanya, dipertemukan dengan sang Suhu yang terkenal akan kehebatannya dalam membuka jendela dunia melalui untaian kata-kata yang bermakna. Mulai hari ini tanggal 20 Desember 2019, dalam 3 hari kedepan ku dibimbing untuk membuka pintu dunia. Ajarkanku untuk melangkah dengan perlahan membuat pijakan-pijakan kuat sebagai jalan menuju prestasi tertinggi. Beliau adalah Suhu kami, Prof. Imam Robandi yang sering kami panggil Prof. Imam.

Hari pertama dengan semangat yang masih menyala. Aku yang masih kosong, ingin mengisi dengan ilmu berharga darinya. Tidak mudah untuk melangkah meraih prestasi tertinggi, beliau terus mengasahku dengan sabar dan ikhlas. Menulis adalah keahlian beliau, cara untuk menyampaikan tentang dunia kepadaku. Beliau mengajarkanku bahwa menulis adalah cara untuk meraih prestasi tertinggi.

Aku diajarkan untuk menemukan kata kunci –kata kunci untuk membuka wawasanku. Ini tidak mudah, dengan aku bagai cawan yang kosong beliau mengisiku dengan butiran butiran ilmu yang terus memenuhiku. Rasa takut, berat, dan khawatir menghantuiku untuk terus merasa mungkinkah ku bisa bertahan untuk terus membuat pijakan-pijakan itu. Beliau sebarkan terus aura positif dan butiran ilmu itu dengan sabar, dan kini ku yakin bahwa beliau adalah pembuat pijakan yang benar-benar kuat dan hebat. Beliau adalah pembuat pondasi  hebat untuk mengantarkanku terus menuju ke pijakan tertinggi.

Hari pertama telah terlewati, butiran ilmu mulai mengisi cawanku. Cawanku yang mulai terisi masih membuatku belum terbiasa dengan perubahan ini. Masih terus menyesuaikan dari cawan kosong yang sangatlah ringan. Hari kedua ku coba untuk tetap bertahan membawa cawanku yang sangat berharga ini. Aku masih ingin untuk berusaha mengisi cawanku dari bimbingan beliau. Sang suhu tahu bahwa aku masih terus berusaha untuk mengetahui cara untuk membawa cawan berhargaku. Beliau tegakkanku dengan kesabaran dan semangat tinggi, cahaya mata beliau seolah berkata kepadaku bahwa aku pasti bisa membuat pijakan-pijakan dengan terus mengisi cawan butiran ilmu.

Dua hari terlewati sampai hari terakhir aku telah menambah pijakan pijakan baru lagi. Rasanya sungguh luar biasa telah membuat pijakan-pijakan baru. Aku mulai terbiasa membawa cawan ilmu beliau. Memang sulit untuk mengasah, tapi semangat tinggi tak menggoyahkanku untuk bisa maju walau tak harus menjadi yang paling sempurna.

Suhu kami, prof. Imam Robandi mengantarkan kami untuk menjadi penulis yang profesional. Beliau mengajarkanku bahwa menulis adalah prestasi tertinggi, dimulai dengan mau mendengar dan membaca. Mendengar dan membaca adalah pijakan awal untuk meraih prestasi tertinggi ini. mendengar menjadikanku lebih rendah hati bahwa ilmu kami peroleh dimulai dari mendengar orang lain. Pijakan berikutnya adalah membaca, dengan membaca menyadarkanku bahwa aku masih bukan apa-apa.

Bagai cawan kosong yang membutuhkan banyak tetesan butiran-butiran ilmu tentang dunia. Menulis adalah pijakan tertinggi membuatku mulai bersyukur betapa hebat alam semesta ini. Beliau sadarkan kami dengan menulis, membuat kami bersyukur akan kekayaan Rabb kami. Membuatku terus haus akan dunia, terus bersyukur dan terus merasa rendah hati melihat kekayaan dunia ini.

Terimakasih yang luar biasa rasanya ingin kusampaikan  kepada beliau. Suhu besar kami yang mengajarkanku menuju prestasi tertinggi dengan rasa syukur dan kerendahan hati. Ajarkanku menjadi manusia terhormat yang terus berkarya untuk tidak lupa akan kekuasaan Rabb Sang Pemilik Alam.

Lereng Merapi, 22 Desember 2019, Dian Novita R