Magelang Mnews.id – Pemprov menggandeng marketplace berlabel unicorn, agar seluruh UMKM memasarkan produknya secara digital. Hal tesebut dikarenakan baru 11 persen UMKM dari 23.986 pelaku terdampak Covid-19 memasarkan produknya secara online berdasarkan catatan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Dinkop UKM) Provinsi Jateng.
Hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan ekonomi desa melalui sektor UMKM, seperti yang disampaikan EMa Rachmawati, Kepala Dinkop UKM Provinsi Jateng. Unicorn merupakan julukan starup yang telah memiliki nilai valuasi di atas 1 M dolar AS atau setara Rp.14,1 triliun.
“Baru 11 peren yang sadar dengan pemasaran online, dari sekitar 23.986 pelaku UMKM yang terdampak Covid-19.” Katanya usai rapat Rencana Aksi Pembangkitan Ekonomi Desa Pasca Pandemi Covid-19 Provinsi Jateng di Gedung Gubernur B lantai 5 Kota Semarang, Jumat (19/6).
Mau tidak mau UMKM harus merambah pemasaran secara online, pihaknya terus mendorong agar mereka mau ke arah sana. Kesadaran UMKM ke arah pemasaran online mulai meningkat, terlihat dari setiap kali diadakan pelatihan pemasaran online, banyak pelaku usaha yang ikut.
“Pelaku UMKM yang sadar pemasaran online berasal dari pengusaha fashion, minuman, dan makanan. Sedangkan yang masih jarang adalah pelaku kerajinan tangan, padahal pasar digital merupakan pasar besar.” Ujar Ema.
Beberapa pelatihan pemasaran online memang mampu mnyedot pelaku UMKM untuk bergabung. Sebagai bentuk kreatifitas pemasaran di era terkini, baik melalui media sosial seperti facebook, instagram, whatsApp dll, seperti dilansir dari jatengprov.go.id.
Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng menjelaskan, sejak Mei beberapa sektor sudah mulai jalan sebagai upaya membangkitkan ekonomi desa. Ada industri kecil menengah (IKM), pertanian, perkebunan, perikanan, holtikultura dan sebagainya. Pihaknya memberikan pembinaan agar mereka memiliki stimulan ekonomi terutama untuk sektor yang terdampak Covid-19.
“Kami sudah bekerjasama dengan unicorn untuk melatih, kemarin dilakukan melalui aplikasi zoom.” jelas Ganjar usai memimpin rapat tersebut.
Pemerintah sudah membuat riset kecil yang hasilnya pelaku usaha membutuhkan strategi pemasaran serta cara menggunakan teknologi informasi. Namun, hampir semua mengeluh soal akses modal. Maka hari ini pihaknya mempertemukan sejumlah pakar dari kalangan akademisi hingga Dinkop UKM Provinsi Jateng. Hasilnya disimpukan soal pentingnya pengelompokan bisnis, agar mereka bisa berbagi, sharing satu sama lain.
“Kita akan menyiapkan proses yang lebih tinggi dari sisi regulasi dan akses yang dibutuhkan. Kita akan menjembatani akses modal dari APBd bisa engga, kalau tidak bisa dari perbankan.” Jelas Ganjar.