News

PMII Magelang Gelar Aksi Evaluasi 100 Hari Kerja Jokowi

By Ida Ratnasari

March 09, 2020

Magelang Mnews.id – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Magelang melakukan demonstrasi di Bundaran Soekarno-Hatta, Mungkid, Kabupaten Magelang, Minggu (8/3).

Demonstrasi itu sebagai refleksi untuk mengevaluasi 100 hari kerja Pemerintahan Jo kowi-Ma’ruf. Mereka menuding dirasa kurang memperhatikan rakyat kecil.

Puluhan masa PMII Magelang melakukan orasi dan teaterikal. Dalam teaterikalnya mereka menggambarkan rakyat kecil yang semakin miskin dan si kaya semakin kaya. Himpitan ekonomi menjadikan kesenjangan si kaya dan si miskin makin melebar menjadi jurang pemisah yang semakin dalam.

Pembangunan infrastruktur yang digenjot pemerintahan Jokowi lebih menguntungkkan pemodal besar, bukan petani dan rakyat lecil.

Mengkritisi 100 hari kerja Kabinet Indonesia Maju, aksi damai ini mengajukan bayak tuntutan.

Salah satunya adalah Kabinet Indonesia Maju harus dibersihkan dari kepentingan pribadi ataupun golongan tertentu dalam setiap pengambilan keputusan.

Tidak hanya itu, tuntutan peserta aksi masih terdapat beberapa point lain. Diantaranya pemerintah harus mengganti Ujian Nasional dengan AKM di SD, SMP, dan SMA sederajat.

Dalam bidang pendidikan mereka juga menuntut Pemerintah merancang kurikulum pendidikan berkelanjutan, pemerataan kualitas pengajar, dan sarana prasarana sistem zonasi sekolah. Mereka juga menolak penghapusan guru honorer.

Seperti yang dijelaskan Muhamad Arif Fatkhurohman, selaku korlap aksi bahwa di Indonesia guru honorer sangat dibutuhkan, jika hanya ada guru PNS tentu saja tidak mampu.

“Keberadaan guru honorer sangat penting, dan yang lebih penting kesejahteraan guru honorer harus diperhatikan” imbuhnya.

Mereka juga menolak RUU Omnibus Law yang dirasa tidak pro rakyat. Masih ada tuntutan lain seperti revolusi pembiayaan infrastruktur dengan pengolahan sumber daya secara mandiri. Dan pembangunan infrastruktur yang dinamis untuk pemberdayaan masyarakat bukan untuk investor atau kaum elit.

Selain tuntutan yang ditulis dalam spanduk dan poster, mereka juga menampilkan teatrikal yang menggambarkan keadaan pemerintahan saat ini. Dalam teatrikal tersebut ada yang berperan sebagai pejabat, investor, dan rakyat biasa. Dimana dalam teatrikal tersebut pemerintah hanya memperdulikan investor dan mengabaikan rakyat yang semakin tertindas.

Arif juga menjelaskan aksi ini digelar di sekitar patung Soekarno-Hatta dengan alasan bahwa Soekarno-Hatta merupakan tokoh revolusioner dan pendiri bangsa. Jadi sudah seharusnya ketika pemerintah mengambil kebjakan harus disesuaikan dengan rumusan para pendiri bangsa terdahulu, jangan sampai rakyat semakin tertindas.

“Kami berharap semoga kedepannya pemerintah lebih memihak kepada rakyat dalam segala hal termasuk mengambil kebijakan. Pemerintah itu sebetulnya pembantu rakyat bukan bos rakyat” ujar ketua cabang PMII Magelang Awan Nul Kosasi.