Search
  • JELAJAH
    • Trending
    • News
    • Pemkot Magelang
    • Pendidikan
    • Literasiku
    • Kesehatan
    • PMI
    • Resolusi 2020
    • Baity Jannaty
Menu
  • JELAJAH
    • Trending
    • News
    • Pemkot Magelang
    • Pendidikan
    • Literasiku
    • Kesehatan
    • PMI
    • Resolusi 2020
    • Baity Jannaty
Buat Cerita
Buat Cerita

Rais Aam PBNU: Pesantren Harus Mampu Adaptif dengan Kebutuhan Zaman

Najih Suudi by Najih Suudi
November 15, 2022
in News, Trending
0
Rais Aam PBNU: Pesantren Harus Mampu Adaptif dengan Kebutuhan Zaman

rais am pb nu

12
SHARES
27
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Boyolali Mnews.id – Dalam rangka mensyukuri miladnya ke 59 tahun, Pondok Pesantren Al Huda Doglo Boyolali asuhan KH. Habib Ihsanuddin mengadakan beberapa rangkaian acara.

Rangkain acara dimulai dari 11 November 2022 hingga 13 November 2022. Diantaranya adalah tahlil kubro untuk mendoakan para guru dan tokoh-tokoh yang telah berjasa kepada pondok, wisuda pembelajaran nahwu metode Ibtida’i dan metode Al Miftah.

Kemudian, pembagian 1.000 paket sembako kepada masyarakat, jalan sehat bersama Kapolres Boyolali AKBP Asep Mauludin dan Dandim Boyolali Letkol Arm Ronald F Siwabessy, Majelis Sholawat bersama Habib Ali bin Yahya Al Habsy, seni budaya tari Rodad, Silaturahmi Nasional Alumi dan di tutup dengan Pengajian Akbar bersama Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar.

Selain para alumni dan wali santri, turut hadir pada acara puncak Harlah ke 59 ini beberapa Kiai dan tokoh, diantaranya Katib ‘Aam PBNU KH. Sa’id Asrori, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh, Ketua Tanfidziyah PW NU Jawa Tengah KH Muzammil.

Kemudian KH Zubaduzzaman Pengasuh PP Al Ishlah Kediri, Bupati Boyolali H. Said Hidayat, Stafsus Menteri Agama H. Wibowo Prasetyo, Kakanwil Kemenag Jawa Tengah H. Musta’in Ahmad SH. MH, Seluruh Ketua PC NU Se-Soloraya, Ketua GP Ansor Se-Soloraya, para tokoh agama lain dan beberapa pejabat dan tokoh lainnya.

Pada puncak acara Harlah ke 59 Tahun, Pengasuh Pondok Al Huda KH Habib Ihsanuddin dalam sambutannya mengatkan, Pondok Pesantren adalah benteng terakhir Ahlusunnah Wal Jamaa’a.

“Oleh karena itu tugas kita semua adalah berusaha mempersiapkan kader-kader Ahlusunnah wal jamaah,” katanya.

KH Habib Ihsanuddin juga mengungkapkan, 59 tahun ini masa yang panjang.

“59 tahun yang lalu saya pulang dari pondok tidak ada apa-apa. Jangankan gedung, papan tulis dan tidak ada kapur saja tidak punya. Saya mengajar dengan kardus bekas sebagai papan tulis dan arang sebagai kapurnya, ” katanya.

Atas bimbingan gurunya, Almarhum KH Thoha Mu’id serta dukungan istri dan anak, khidmah para guru, Al Huda bisa berkembang.

Katib Aam PBNU KH Said Arori dalam sambutannya atas nama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyapaikan bahwa Lelembaga pendidikan pesantren merupakan metode pendidikan khas Nusantara yang sudah teruji keberhasilan pendidikanya.

Adapun, pendidikan pesantren minimalnya mempunyai 3 hal yang menjadi prasyarat pesantren. yaitu adanya kiai atau pengasuh yang mengajarkan ilmu.

Kemudian, adanya santri sebagai anak asuh yang menempuh pendidikan dipesantren dan ke 3. Adanya ilmu atau kitab yang diajarkan.

“Maka kalau ada pesantren, bahkan membangun gedung yang megah tetapi tidak ada Kiainya, atau tidak ada santrinya (yang mukim) dan apalagi tidak pembelajaran kitab di dalamnya maka sejatinya bukanlah pesantren,” tegasnya.

Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar ketika memberikan mauidhoh hasanah, menyampaikan bahwa taqdir manusia menjadi kholifatulloh fil ardi itu bukan sesuatu yang kebetulan.

Maka tugas manusia sebagai mahluk yang diberi mandat memimpin di bumi harus bisa menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan serta keadilan.

Menjadi pemakmur bumi tentunya harus memiliki berberapa prasyaratan di antaranya memiliki kecerdasan, baik itu kecerdasan spiritual maupun kecerdasan intelektual serta kemampuan berinovasi.

“Nah di sinilah pesantren yang mempunyai karakter sebagai wadah pencetak generasi yang memiliki kemampuan spiritual dan intelektual serta kemapuaan berinovasi agar adaptif dengan kebutuhan zaman,” tuturnya.

Rangkain kegiatan Harlah ke 59 ini adalah kesyukuran bersama, oleh karena ini banyak pihak terlibat dalam pelaksanaannya. Seluruh santri, alumni dan masyrakat dukuh Doglo dan sekitarnya bekerja sama mensukseskan acara ini. Mulai dari konsumsi, persiapan acara, keamanan, hingga parkir semuanya terlibat dengan baik.

“Kami sangat berterima kasih kepada segenap santri, dewan guru, alumni, para sahabat Satkorcab Banser Boyolali dan Pagar Nusa Boyolali serta para pemimpin dan warga masyarakat Dukuh Doglo dan sekitarnya. Ini benar-benar kerjasama yang luar biasa. Sehingga semua rangkaian acara ini berjalan dengan baik dan sukses,” tegas ketua Panitia Harlah ke 59 Ustadz Ahmad Sofyan Maulid.(*)

Previous Post

Pemkot Magelang Optimistis Target Bulan Dana PMI 2022 Tercapai Rp 500 Juta

Next Post

Pelatihan Produksi Pengolahan Makanan Angkatan II Kembali Digelar Untuk IKM Kota Magelang

Next Post
Pelatihan Produksi Pengolahan Makanan Angkatan II Kembali Digelar Untuk IKM Kota Magelang

Pelatihan Produksi Pengolahan Makanan Angkatan II Kembali Digelar Untuk IKM Kota Magelang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • About Us
  • Contact
  • Career
  • Privacy
  • Pedoman Media Siber
Menu
  • About Us
  • Contact
  • Career
  • Privacy
  • Pedoman Media Siber

2019-2024 © PT Mnews Media Startup Digital

 Tentang

Selengkapnya

Mnews.id hadir dengan visi Jurnalisme Positif sebagai ikhitiar untuk memberikan pengaruh positif dalam kehidupan homo digitalis, sehingga berdampak pula pada kehidupan sosial, ekonomi masyarakat

WA : 082135179993 |  Info@mnews.id
Messenger : m.me/mnewsjurnalismepositif

Home

Jelajah

Ruang

Profil

News
Trending
Showbiz
Pendidikan
Berdesa
Whizkul
Literasiku
Kesehatan
Cerita Pemilu
Hasil Polling