Mnews.id – Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April untuk mengenang jasa-jasa RA. Kartini sebagai tokoh emansipasi wanita. Biasanya peringatan Hari Kartini identik dengan pameran makanan nusantara, fashion, karnaval, lomba akademik, essay dan pemakaian baju adat Jawa bagi para siswa dan tokoh lainnya.
Hal tersebut sering kali membuat kita lupa apa esensi perjuangan kartini yang sesungguhnya. Masih banyak perempuan yang nyaman dengan konstruksi sosial bahwa perempuan yang harus masak, perempuan yang harus menjahit dan lain sebagainya.
Realitas tersebut bukankah melanggengkan kembali marginalisasi? Sementara marginalisasi merupakan satu bentuk bias gender. Sebagai generasi kartini, baik laki-laki ataupun perempuan memiliki tugas yang sama untuk meneruskan perjuangannya.
Sangat disayangkan buah pikiran dan semangat Kartini belum sepenuhnya dipahami oleh kita semua. Peringatan hari Kartini hanya sebatas perayaan ajang kecantikan, penggambaran Kartini yang memakai pakaian Adat Jawa dengan kesan perempuan lemah lembut. Hal tersebut melanggengkan bahwa perayaan harus mengenakan kebaya dengan kolaborasi kegiatan keperempuanan.
Sebagai generasi milenial seharusnya kita paham bahwa perayaan hari Kartini tidak hanya sekedar euforia, melainkan refleksi bagi kita untuk menerapkan buah pikiran Kartini pada masa kini.
Di tahun 2020 ini terdapat pandemi virus Corona yang mengharuskan semua masyarakat untuk menjaga jarak sosial. Hal ini tentu membuat perayaan hari lahir Kartini dirayakan secara berbeda. Covid-19 tidak hanya berpengaruh di bidang tertentu saja, namun berpengaruh di semua aspek kehidupan baik itu politik, sosial, ekonomi dan lain sebagainya.
Perayaan Hari kartini di tengah pandemi Corona ini banyak dimanfaatkan para aktivis perempuan seperti Korps PMII Putri (KOPRI) yang mengadakan diskusi secara online melalui grup WhatsApp. Salah satunya diskusi yang diadakan oleh Kopri IAIN Surakarta Senin, (20/4).
Lalu apa saja yang bisa kita lakukan sebagai bentuk refleksi Hari Kartini di zaman milenial ini? Sebagai generasi kartini ada beberapa hal yang bisa kita kembangkan dari dalam diri kita sendiri. Berikut rangkuman yang bisa kita lakukan sebagai refleksi Hari Kartini yang disampaikan oleh Tari Nusantara selaku pemateri pada diskusi tersebut.
1. Membangun Kapasitas Diri
Membangun kapasitas diri bisa kita lakukan dengan mengembangkan soft skill dan hard skill. Soft skill yang bisa kita kembangkan diantaranya adalah leadership, public speaking. Apalagi sebagai seorang mahasiswa public speaking ini sangat penting untuk dikuasai untuk kita yang nantinya akan hidup di tengah masyarakat. Baik berbicara dengan masyarakat ataupun kolega dan instansi.
Dari segi hard skill banyak yang bisa kita pelajari dan kita asah sesuai dengan bakat dan kemampuan kita. Apalagi sebagai mahasiswa ada tuntutan moral tersirat, tentu multidisciplinary ilmu harus kita pelajari.
2. Empowerment
Empowerment merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat, kita bisa membantu untuk meningkatkan dan mengembangkan masyarakat menuju ke hal yang lebih positif. Apalagi mahasiswa sebagai agen of change harus mampu membantu masyarakat memiliki kemandirian baik secara ekonomi, sosial dan lain sebagainya.
3. Responsibility
Rasa tanggungjawab atau responsibility harus kita pupuk dan kita kembangkan sebagai generasi Kartini dalam menjalankan tugas dan kewajiban. Berusaha mencapai hasil yang terbaik dalam menjalankan tugas yang diusahakan secara maksimal. Tentunya setiap tindakan yang dilakukan tidak boleh merugikan orang lain. Berusaha semaksimal mungkin memberikan konrtibusi positif di tengah masyarakat.