Yogyakarta Mnews.id – Gusdurian Yogyakarta mengadakan serangkaian acara dari 16 Januari hingga 27 Februari 2020, dalam satu rangkaian acara satu dekade haul Gusdur .
Serangkaian acara ini untuk menyebarluaskan gagasan kebudayaan ala Gusdur dengan mengusung tema “Menggerakkan kebudayaan meneguhkan kemanusiaan”
“Gus Dur hingga saat ini dikenal sebagai Intelektual, Agamawan, dan Negarawan tetapi masyarakat belum banyak yang tahu bahwa Gus Dur juga Budayawan” ujar Bakhru Tohir selaku ketua panitia.
Ia juga menambahkan Dalam rangkaian acara yang sangat panjang kepanitiaan ini melibatkan banyak pihak, yaitu sebanyak 50 organisasi dan komunitas dengan berbagai latar belakang yang ada di Jogja.
Rangkaian satu dekade haul ini dibuka dengan tahlil keliling pesantren yang diadakan di pondok pesantren Bumi Cendekia pada tanggal 16 Januari, dan disusul 7 pesantren lain. Rangkaian tahlil ini dihadiri oleh 640 santri dan masyarakat sekitar pesantren. Kegiatan lain yaitu bincang khasanah pemikiran Gusdur yang dapat diteladani dan ziarah pemikiran Gusdur yang dilakukan di 8 tempat. Inti dari kegiatan tersebut adalah bedah buku dan diskusi buku-buku Gusdur.
Nah puncak dari rangkaian satu dekade haul Gusdur ini diadakan wayang dan pengajian kebangsaan di Hall Komplek 3 Pondok Pesantren Pandanaran, Kamis (27/2). Dengan pembicara Dr. (H.C) Hj. Sinta Nuriyah Wahid, M.Hum dan KH. Muhammad Imam Aziz (Ketua PBNU) acara ini juga dihadiri oleh tokoh masyarakat lintas iman.
“Islam itu toleransinya toleransi aktif, Gus Dur telah meneladani itu, mari kita lanjutkan.” Ujar KH Muhammad Imam Aziz.
Acara ini juga dimeriahkan dengan angklung PP. Assalafiyah dan wayang cakruk, pagelaran wayang kontemporer yang sering membawakan cerita dan isu sosial yang terjadi di masyarakat.
Pada pagi harinya juga diadakan 1000 santri melukis Gusdur lho gaes, yang selanjutnya dipajang sebagai pameran di gazebo belakang panggung. Nah uniknya pembacaan tilawah pada pembukaan acara wayang dan pengajian kebangsaan ini menggunakan nada langgam jawa yang dibacakan oleh Aina Masrurin.
Ratusan santri memadati komplek 3 PP. Pandanaran, dan sangat antusias dalam mengikuti acara wayang serta pengajian kebangsaan ini. Dalam acara tersebut juga dilakukan peresmian Gusdurian Peduli secara simbolis yang dilakukan oleh Koordinator Nasional Gusdurian yaitu Alissa Wahid, putri pertama Gusdur. Selain itu pembacaan doa untuk Indonesia dalam acara tersebut dibacakan oleh pemuda lintas agama.