Magelang MNews.id – Dosen Sosiologi Fakultas Agama Islam Unimma, Dra Kanthi Pamungkas Sari MPd, mengatakan, tidak ada bagian dari wilayah di Indonesia yang aman sepenuhnya dari potensi terjadinya bencana alam.
Ia menyebutkan, 220 kota/kabupaten memiliki IRB (Indeks Risiko Bencana) tinggi dan 294 kota/kabupaten yang memiliki IRB sedang,
“Dari 514 kota/kabupaten di Indonesia, tidak ada kota/kabupaten yang memiliki IRB rendah,” kata Kanthi yang juga Ketua Tim Dosen dari Unimma (Universitas Muhammadiyah Magelang) dalam Workshop Pengurangan Risiko Bencana (PRB), untuk Civitas Akademika MIM Terpadu Harapan Kota Magelang, dalam Membangun Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Multihazard.
Workshop ini diselenggarakan sebagai Program Pengabdian kepada Masyarakat RisetMu Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pada Ahad (29/1/2023) yang berlangsung selama dua hari.
Dijelaskan oleh Kanthi, penyebabnya adalah letak geografis Indonesia berada diantara tiga lempeng aktif, yaitu Eurasia, Indo Pasifik dan Indo Australia.
Selain itu juga berada di daerah tropis dan dikelilingi lautan, juga menyebabkan kondisi iklim dan cuaca kerap berubah, terjadi secara ekstrim dan tiba-tiba.
Melihat fakta tersebut, maka membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, hendaknya menjadi agenda dan kebutuhan masyarakat, termasuk satuan pendidikan.
Ia mengemukakan, sebagian besar anak-anak berada di sekolah rata-rata antara 6 sampai 8 jam sehari.
“Mirisnya, pada banyak kejadian bencana alam, anak-anak seringkali menjadi korban kasus cidera. Hal itu, dikarenakan keterbatasan anak baik fisik maupun pengetahuannya,” ujar Kanthi.
40 Persen Korban Bencana Alam Adalah Anak
Menurut dia, lebih dari 40 persen seluruh korban bencana alam, adalah anak-anak. Ini berarti, pada 10 sampai 20 tahun yang akan datang, dampak bencana tersebut pasti akan mempengaruhi kondisi psikologis, fisik serta sosial anak.
“Oleh karena itu perlu perhatian dan keterlibatan pihak-pihak yang kompeten untuk dapat mewujudkan satuan pendidikan aman bencana (SPAB)”, katanya.
Adapun materi workshop yang disampaikan Tim Dosen Unimma meliputi Madrasah Satuan Pendidikan Aman Bencana berbasis Kearifan Lokal – Membangun Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana Multihazard oleh Dra Kanthi Pamungkas Sari MPd.
Kemudian, PRB Gempa Bumi, Kebakaran dan Cuaca Ekstrim (Ns. Margono MKep) serta Pengembangan Karakter Kesiapsiagaan melalui Budaya Sekolah atau Madrasah (Dr M Tohirin MAg).
PRB Yang Lebih Lengkap
Kepala MIM (Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah) Terpadu Harapan Kota Magelang, Nina Agustien SPd, mengemukakan, munculnya kekhawatiran karena banyak terjadi peristiwa bencana dimana-mana. Sementara itu lokasi sekolah yang dipimpinnya berada tepat di sebelah timur Kali Kalibening dan berada di tengah-tengah pemukiman padat penduduk.
“Selama ini belum pernah menyelenggarakan kegiatan yang lebih sistemik yang bertujuan untuk membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai bencana alam,” katanya.
Diharapkan, setelah bekerja sama dengan Unimma dan beberapa instansi yang kompeten, dapat memberikan pemahaman PRB yang lebih lengkap untuk civitas akademika MIM Terpadu Harapan Kota Magelang.
Adapun output dari serangkaian kegiatan bersama Unimma, membentuk Tim Siaga Bencana, melakukan kajian tingkat ancaman, kerentanan, kapasitas, dan risiko bencana, membuat prosedur tetap jika terjadi bencana (protap) memasang rambu-rambu evakuasi, membangun karakter kesiapsiagaan.