Magelang mnews.id – Pemkab Magelang menggelar apel gelar pasukan dan peralatan penanggulangan bencana 2020, sebagai upaya pencegahan, mitigasi dan peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana di musim hujan.
“Karena semua wilayah di Kabupaten Magelang memiliki potensi terjadinya bencana alam,” kata Wakil Bupati Edi Cahyana SE, Senin (13/1), di Halaman Setkab Magelang. Pada kesempatan itu digelar berbagai peralatan dalam menghadapi bencana.
Ia mengibaratkan penanganan bencana itu seperti memadamkan api dalam suatu kebakaran. Jika dilakukan awal, masih mudah dipadamkan. Tetapi bila lidah api sudah besar,akan sulit ditangani.
Menurut dia, awal tahun ini, 11 kecamatan terjadi bencana alam, berupa tanah longsor, angin ribut, tanah retak dan pohon tumbang.
Wilayah tersebut yakni Kecamatan Tempuran, Salaman, Borobudur, Tegalrejo, Sawangan, Ngablak, Kaliangkrik, Kajoran, Bandongan, Grabag dan Mertoyudan.
Sementara itu, prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang, bahwa Januari dan Februari 2020 adalah puncak musim hujan.
“Karena itu kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana harus lebih ditingkatkan,” kata Wabup Edi Cahyana SE.
Kepala BPBD Kabupaten Magelang, Drs Edy Susanto, mengemukakan, selama 2019 terjadi 557 kali bencana di daerah itu dan sebagian besar berupa tanah longsor dan angin kencang.
“Untuk tahun ini, 10 sektor telah disiapkan untuk menanggulangi bencana, terdiri dari TNI, Polri, relawan, pemda dan lainnya,” katanya.
Wabup Edi Cahyana SE memuji kesadaran masyarakat Kabupaten Magelang cukup baik dalam menghadapi ancaman bencana. Disamping sister village yakni sistem gotong royong membantu meringankan beban korban bencana alam.