”Allah tidak pernah memproduksi anak gagal, anak adalah karya agung sang pencipta”
Munif Chatib
Salsabila Chatib, dia penyandang disleksia untuk membaca dan menulis saja susah apalagi harus mengungkapkan artikulasi kata-kata yang diungkapkannya sendiri. Sejak kecil dia mendapatkan perhatian dari orangtuanya Munif Chatib bersama keluarganya yang kemudian mereka berupaya memecahkan masalah yang dihadapi anaknya.
Munif Chatib yang waktu itu bekerja untuk keluarga harus meninggalkan pekerjaan untuk fokus menangani anaknya yang disleksia. Dia harus menemukan jalan keluar bagaimana menemukan potensi anaknya yang kemudian dioptimasi sehingga anak tersebut bisa tumbuh kembang dengan baik.
Itulah sekelumit cerita perjalan Salsabila Chatib yang diceritakan dalam Seminar Paradigma Baru Pendidikan di sekolah dan di rumah, yang digelar di Trio Front One Resort Kota Magelang. Munif Chatib motivator pendidikan tampil menjadi pembicara bersama anaknya Salsabila Chatib mengungkapkan sebuah cerita yang mengharu biru tentang perjalanannya hidupnya yang divonis disleksia.

Anak dengan status disleksia akan sulit diterima dilingkungan, apalagi dilingkungan sekolah. Tapi orang tua Salsabila tidak patah semangat bagaimana memberikan hak anaknya untuk tumbuh bersama lingkungan dan sekolah. Ini menjadi tantangan berat, dan mungkin saja tidak semua orang tua juga bisa mencari jalan keluar atas masalah disleksia yang dihadapi anaknya.
Dari cerita ini menjadi pembelajaran bersama bahwa ternyata Munif Chatib mampu melewati masa sulit mengasuh anak dengan disleksia dan akhirnya menjadikan sosok Bella sebagai anak yang bisa memiliki kemampuan di atas rata-rata anak pada umumnya.
Pada masa remaja dia sekolah di SMK yang tidak favorit dengan jumlah murid yang hanya bisa dihitung dengan jari. Tapi disitu ternyata dia mampu dioptimasi kemampuannya dan saat lulus bisa diterima di perguruan tinggi favorit di Surabaya. Hingga akhirnya dia tumbuh dewasa memiliki talent fashion designer
“Allah tidak pernah memproduksi anak gagal, anak adalah karya agung sang pencipta.” Ujar Munif Chatib, orang tua dari Bela.
Dia bercerita sebagai orang tua yang memiliki anak penyandang disleksia, Munif mengatakan tidak pernah mempermasalahkan nilai akademik anak, namun lebih mementingkan pada prosesnya. Ia juga mengimbuhkan bahwa anak dengan penyandang disleksia sudah pasti mendapat banyak tekanan dari lingkungan eksternal seperti sekolah. Maka dari itu sebagai orang tua, harus sebisa mungkin jangan memberikan tekanan pada anak karena hal tersebut akan membuat anak menjadi terhambat. (Bersambung)
Woooooowww
Terimakasih telah menulis untuk menginspirasi banyak orang tua terutama di Mgl dan sekitarnya