Pemilih pemula sedang memasukkan kertas suara ke dalam kotak suara

News

7 Pengalaman Pemilih Pemula: Kamu Pernah Ngalamin yang Mana?

By Endang Fitriani

December 21, 2019

Mnews.id – Selepas pemilu serentak 2019, tahun 2020 akan kembali bergelar sebagai tahun politik dengan diadakannya Pilkada serentak di 271 daerah di Indonesia, termasuk di Kota Magelang.

Bagi pemilih pemula tentu memiliki kesan tersendiri ya, Gaes, ketika pertama kalinya berpartisipasi dalam pesta demokrasi. Berbagai motivasi mengiringi para pemilih datang ke TPS untuk menyalurkan hak pilihnya. Mulai dari hanya ingin mengejar diskon belanja, atau sekadar ingin selfie dengan jentik tercelup tinta.

Bukan gen Z dan milenial jika tak memiliki sejuta tujuan dan kreativitas. Selalu ada cara unik untuk merayakan segala sesuatunya, termasuk merayakan pesta demokrasi. Ini dia, 7 pengalaman pemilih pemula yang kami rangkum dan wajib kamu baca, Gaes.

1 . Selfie Bukti Partisipasi

Selfie pemilu via Instagram posts

Presiden pertama Indonesia, Bung Karno, pernah berkata: “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 anak muda, maka akan kugoncangkan dunia!”

Kalimat itu menandakan betapa eksisnya anak muda. Bagaimana tidak, anak muda dengan semangatnya yang membara mampu menggoncangkan dunia. Apalagi dalam pemilihan umum (pemilu), jelas, satu suara saja mampu menentukan bagaimana nasib Indonesia ke depan.

Maka tidak heran kalau kemudian usai melakukan pencoblosan, ramai anak-anak muda atau pemilih pemula yang begitu bangga menunjukkan eksistensinya dengan berselfie-ria. Ada yang berpendapat selfie adalah bukti partisipasi.  Siapa sih yang tidak bangga kalau berkontribusi untuk negara?

2. Ajang Mendapatkan Diskon-an

Usai pencoblosan pemilu, nikmati diskon jari ungu

Menjadi pemilih pemula memang seru, ya. Ini juga sebagai penanda bahwa kamu sudah dewasa, mampu menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Suaramu menjadi begitu berarti buat orang lain.

Tak hanya itu, berselfie atau swafoto bareng teman-temanmu yang sesama pemilih pemula tentu jadi lebih mengasikkan dong. Apalagi kini semakin banyak pelaku usaha yang menjadikan pemilu sebagai momen berharga bagi mereka.

Mereka memberikan fasilitas potongan harga alias diskon, hingga gratisan bagi masyarakat yang menunjukkan jari bertinta ungu usai pencoblosan.

Wah, menarik bukan? Kalau sudah begini, pemilih pemula mana yang akan menolak untuk mencoblos di pemilu? Jangankan pemula, yang sudah pengalaman pun bisa-bisa ikut antre.

3. Jadi Melek Politik

Milenial melek politik

Menjadi pemilih pemula bukan hal yang sulit, tapi juga tidak bisa dikatakan mudah. Mengapa? Sebab banyak hal yang tidak kita tahu dari bakal calon pemimpin yang akan kita suarakan nanti. Untuk itu, menjadi pemilih pemula yang cerdas adalah kunci utama. Bagaimana caranya menjadi pemilih pemula yang cerdas?

Kita perlu melakukan riset atau penelitian soal apa-apa saja visi dan misinya, kemudian bagaimana latar belakangnya, dan sebagainya. Hal ini secara otomatis akan dilakukan oleh pemilih pemula sehingga terhindar dari sikap apatis. Dengan begitu otomatis pula kamu lebih ‘melek politik’, kan.

4. Salah Tingkah, Jadi Asal Pilih Saja

Biar tidak asal pilih, pemilih pemula wajib mengetahui visi-misi dan latar belakang calon pemimpin

Barangkali kamu memang sudah melakukan riset yang getol, sampai hafal semua skandal sang calon pemimpin yang namanya tertulis di baliho-baliho besar pinggir jalan, di kertas suara yang akan kamu coblos.

Tapi pas praktiknya, ketika kamu sudah berdiri di balik bilik suara, saat kamu sedang khusyuk-khusyuknya karena merupakan momen pertama pencoblosan, tapi petugas pemilu yang mengawasi meminta kamu untuk segera menentukan pilihan dengan cepat.

Bingung, salah tingkah alias salting atau grogi, bahkan, sebagai pemilih pemula tak bisa dihindari. Lalu kamu asal pilih saja. Pas sampai di rumah kamu ingat-ingat lagi tentang pilihanmu tadi, ternyata berbeda dengan apa yang kamu rencanakan. Apa perasaanmu? Nyesek, ya.

5. Menjadi Kontrol bagi Pelaksana Negara

Mahasiswa turun ke jalan menyuarakan aspirasinya melihat ketidakadilan

Salah memilih pemimpin buat kamu kecewa? Itu sudah tentu. Tapi jangan kemudian apatis dulu. Suaramu tetap berguna kok, dan kamu bukan hanya dibutuhkan saat calon pemimpin itu hendak ‘naik tahta’, melainkan juga ketika mereka sedang bekerja. Suaramu saat itu adalah kontrol bagi para pelaksana negara.

Merasa salah pilih dan kecewa, atau kecewa sebagai pemilih pemula karena pilihanmu tidak memegang amanah, bukanlah akhir dari sebuah negara. Suarakanlah apa-apa yang perlu kamu suarakan, utamanya persoalan rakyat yang sudah menjadi janji-janji klise para pemimpin itu.

Apalagi pemilih pemula sebagian besar berasal dari kaum pelajar, ini kesempatan emas buat kamu menunjukkan fungsi masyarakat dalam negara demokrasi. Kawal terus perjalanan pemimpin pilihanmu karena mengkritik bukan berarti membenci.

6. Ikut Pilihan Orangtua

Nyoblos bareng keluarga di pemilu memang seru

Siapa nih, yang pas pemilu ikut-ikut pilihan orang tua? Banyaknya nama bakal calon yang harus kamu pilih, tak jarang membuat kepala pusing. Apalagi bagi pemilih pemula.

Ada juga yang karena orangtuanya partisipan partai atau calon tertentu, kemudian anaknya yang pemilih pemula dicekoki segala informasi mengenai tokoh pilihannya. Setiap orangtua punya cara sendiri untuk mengedukasi anaknya.

7. Tergoda Janji ‘Bakal Calon’ Pemimpin

Politik uang akar korupsi

Ada yang pernah atau hampir tergoda? Banyak di luar sana. Pemilih pemula menjadi ladang suara bagi para ‘pemain’ di kalangan politikus. Tak heran jika mereka sampai menjanjikan hal-hal “wah” yang belum tentu dapat diwujudkan.

Apakah kamu juga pernah menerima uang dari calon tertentu? Wah, mesti pelanggaran, praktik ini memang menggiurkan sih, ya. Apalagi pemilih pemula yang belum berpenghasilan sendiri, rawan tergoda. Paling banter kaos deh. Kudu hati-hati dan lebih selektif nih, pemilih pemula. Pastikan kontribusinya untuk rakyat, ya.

Kalau diingat-ingat lagi, menarik sekaligus lucu, ya, 7 pengalaman pemilih pemula ini? Nah, yang perlu kita ingat sebagai pemilih pemula adalah ‘suaramu berharga’. Tentu sebagai pemilih pemula hal yang harus diperhatikan ialah soal ketelitian dalam memilih.

Jadi bukan soal doi saja yang harus lolos seleksi untuk mendapatkan hatimu, tapi juga bakal calon pemimpin negeri ini. Selamat mempersiapkan diri menghadapi pemilu 2020 mendatang, wahai pemilih pemula! Gunakan suaramu dengan bijak.