
Magelang MNews.id – Jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merah Putih, d Jalan Raya Magelang-Yogyakarta Km 5, sebanyak 27 orang.
Kepastian hal itu disampaikan Plt Direktur RSD Merah Putih, dr Leli Puspitowati, Rabu (3/6), usai menerima bantuan dari Vita Ervina SE MBA, anggota Komisi IV DPR RI.
Sebagai rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk khusus menangani pasien Covid-19, RSUD Merah Putih pernah merawat sampai 57 orang penderita. “Tercatat 30 orang dinyatakan sudah sembuh,” katanya.
Bagi pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh, tetap diwajibkan menjalani karantina di rumah 14 hari. Untuk memastikan kondisinya dalam keadaan baik, petugas rumah sakit itu melakukan pengecekan secara rutin.
Sementara itu jumlah pasien positif Corona di Kabupaten Magelang posisi Rabu (3/6), mencapai 47 orang. Itu berarti, 20 pasien positif Corona lainnya dirawat tersebar di rumah sakit berbeda dan sebagainya.
Dari laman infocorona.magelangkab.go.id, disebutkan jumlah pasien positif Corona 47 orang,atau menurun 25 dibanding posisi Sabtu (30/5) sebanyak 72 orang. Adapun jumlah pasien yang sembuh bertambah 27 orang, dari 27 menjadi 54 orang.
Sedangkan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) juga bertambah 4 orang dari 28 orang menjadi 32 orang. Tetapi pasien PDP yang pulang dalam kondisi membaik, juga bertambah 8 orang dari 131 menjadi 139 orang.
Pasien positif Covid-19 yang meninggal 3 orang, sedangkan yang berstatus PDP tambah satu menjadi 26 orang.
Pada kesempatan itu Vita Ervina menyerahkan bantuan kepada RSUD Merah Putih antara lain berupa 35 unit drop box Fasyankes limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya), 200 paket APD (Alat Pelindung Diri) bagi petugas pengelola limbah, dan 7000 plastik pengumpul limbah.
“Semoga bantuan ini bisa membantu RSUD Merah Putih dalam penanganan pandemi Covid-19,” kata anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan 6 Jawa Tengah, itu.
Menurut Leli Puspitowati, bantuan dari Vita Ervina sangat penting bagi proses upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
“ Pengolahan limbah medis Fasyankes (Fasilitas Pelayanan Kesehatan) juga menjadi perhatian utama. Jangan sampai terjadi penularan penyakit yang disebabkan limbah medis,” ujarnya.