Search
  • JELAJAH
    • Trending
    • News
    • Pemkot Magelang
    • Pendidikan
    • Literasiku
    • Kesehatan
    • PMI
    • Resolusi 2020
    • Baity Jannaty
Menu
  • JELAJAH
    • Trending
    • News
    • Pemkot Magelang
    • Pendidikan
    • Literasiku
    • Kesehatan
    • PMI
    • Resolusi 2020
    • Baity Jannaty
Buat Cerita
Buat Cerita

Fenomena Ular Cobra Di Penghujung Tahun

Hari Purwanto by Hari Purwanto
Desember 23, 2019
in Literasiku
0
ular cobra mengganggu kenetanangan masyarakat
64
SHARES
143
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Diakhir tahun 2019 masyarakat Indonesia disajikan dengan berita-berita yang dapat mengusik ketenangan bermasyarakat. Beberapa masalah itu diantaranya adanya berita tentang bencana banjir, bencana angin puting beliung. Kemunculan berita temuan penyelundupan moge (motor gedhe) juga menghiasai di beberapa televisi di Indonesia. Berita tentang penyelundupan moge belum reda, publik dikejutkan dengan adanya berita ekspor bibit lobster dengan jumlah yang cukup besar. Fenomena tersebut seakan menjadi fenomena santapan setiap hari bagi masyarakat. Masyarakat dibuat menjadi penasaran dengan munculnya berita-berita tersebut. Fenomena terbaru semua televisi swasta, media-media cetak, bahkan media sosial dikejutkan dengan ditemukannya anak ular kobra. Anak ular kobra banyak ditemukan ditempat-tempat yang tidak biasa dalam jumlah yang luar biasa. Fenomena ditemukannya anak ular kobra yang memiliki bisa yang membahayakan membuat masyarakat resah.     

Keresahan masyarakat juga sangat beralasan mengingat ular kobra merupakan binatang melata yang memiliki bisa dan dapat mematikan. Masyarakat dibuat menjadi tidak tenang karena munculnya atau ditemukannya tidak hanya di satu tempat saja.  Anak ular cobra ditemukan juga dibeberapa wilayah di Indonesia. Anak ular cobra ditemukan dalam jumlah yang relatif besar di perkampungan-perkampungan bahkan di kota-kota besar. Berita ditemukannya anak cobra pertama kali muncul di wilayah perkampungan di Jakarta Timur. Dihari berikutnya ditemukan di wilayah Klaten Jawa Tengah dan ditemukan lagi daerah lain. Keresahan masyarakat jika sebagai akibat karena minimnya pengetahuan tentang bagaimana penangan apabila ada kurban. Tidak setiap orang faham tentang karakter dari binatang melata tersebut. Kebiasaan masyarakat hidup bersih juga belum membudaya dengan baik. Mengerti tentang mengapa tempat hidup ular cobra akhir-akhhir ini berpindah dari habitat aslinya.   

Habitat ular cobra yang kita ketahui selama ini adalah di sawah dan ladang.  Ditemukannya anak ular cobra di rumah penduduk menjadi penting untuk diketahui penyebabnya. Di daerah Klaten ditemukan di rumah ibadah juga ditemukan dalam lipatan karpet. Berita terakhir dari sebuah televisi swasta diberitakan ditemukannya sejumlah sumur warga. Setiap hari masyarakat memanfaatkan air timba sumur untuk kebutuhan sehari-hari. Setelah diadakan investigasi ternyata jumlahnya banyak hampir 31 ekor anak ular cobra. Yang lebih mengejutkan lagi anak ular tersebut ditemukan di kamar mandi. Dengan kejadian tersebut, maka penting bagi masyarakat untuk mengenali karakter ular cobra sejak dini. Bagaimana sebaiknya masyarakat bertindak ketika menjumpai binatang tersebut. Harapannya ketika masyarakat mengerti karakter dan ciri-ciri ular cobra, masyarakat menjadi tidak mudah panik.      

Ular cobra atau sering dikenal dengan ular sendok merupakan binatang  melata. Tidak sedikit masyarakat mengenal bahwa ular cobra adalah binatang berbisa. Sebagian besar bisa ular masuk ke tubuh kurban melalui gigitannya. Adapun ciri-ciri ular berbisa antara lain memiliki taring yang berfungsi untuk mengalirkan bisa. Jika ada kurban, maka sekecil apapun bekas gigatan itu, maka efek yang akan muncul sama dengan luka yang besar. Ular memiliki fase reproduksi, musim hujan merupakan musim ular cobra bereproduksi. Perilaku ular kobra biasanya menyimpan telurnya di tempat yang lembab. Jika saat ini ditemukan banyak ditemukan habitat ular cobra dimungkinkan tempat tersebut lembab. Tempat-tempat lembab dapat dijumpai di masyarakat, tumpukan sampah, tempat pembuangan limbah rumah tangga dan lain-lain. Tempat hidup ular kobra saat ini habitat ular mulai rusak. 

Habitat adalah tempat suatu makluk hidup tinggal dan berkembang biak. Pada dasarnya habitat merupakan lingkungan fisik yang dimanfaatkan makluk hidup untuk tempat hidup. Maraknya pembangunan membawa dampak yang signifikan terhadap perubahan habitat. Lahan persawahan mulai berubah menjadi pemukiman. Lahan persawahan sebagai habitat ular tergusur. Tidak heran lagi ular kobra masuk ke perkampungan dan rumah warga. Habitat yang seharusnya memiliki kondisi yang baik, tetapi lokasinya berselang-selang dengan area yang kondisinya buruk. Habitat yang kondisinya baik tetapi kurang luasnya dan terbatas area maka kurang baik. Menjadi pekerjaan rumah bagi kita untuk mengembalikan habitatnya sesuai dengan habitat awal.

Mengembalikan habitat dibutuhkan kerjasama antara pemangku kepentingan dan masyarakat. Cara ini merupakan cara yang dapat meminimalisir pindahnya ular kobra ke pemukiman. Ular kobra yang dikenal sebagai hewan yang memiliki bisa mematikan. Apabila ditangani dengan tepat, gigitan ular tersebut jarang berakibat fatal. Penanganan secara cepat dan tepat sangat dibutuhkan para penderita. Meskipun begitu, bisa dari gigitan ular kobra yang sudah masuk ke tubuh manusia juga dibutuhkan pertolongan dini dengan tepat. Dengan begitu kondisi kurban tidak semakin memburuk atau fatal. Bagi penderita harus diberikan pengertian cara memberikan pertolongan awal bagi penderita. Pelibatan para medis diperlukan untuk ikut berperan aktif dalam penangan kurban.

Keberadaan aparat pemerintah atau lembaga-lembaga terkait lainnya penting untuk dibangun kerjasamanya. Pemberitaan tentang kemunculan anak ular kobra dikawasan pemukiman agar tidak meresahkan dibutuhkan komunikasi aktif. Awal musim penghujan adalah awal telur-telur ular menetas. Masyarakat tetap waspada keberadaan tempat-tempat ular bersarang dan berkmebang biak. Keterlibatan sentra-sentra kesehatan perlu diberdayakan untuk memberikan penyuluhan-penyuluhan terkait bahaya hewan-hewan berbisa atau beracun. Sosialisasi tentang bahaya racun ular oleh praktisi-praktisi yang bergelut dengan dunia hewan beracun sangat diperlukan. Kebersihan dan penataan lingkungan perlu dijaga. Jangan biarkan lingkungan yang kotor dan lembab. Ciptakan lahan dan lingkungan yang cukup cahaya matahari. Panasnya cahaya matahari sangat membantu untuk mengurangi tempat yang lembab.  

Alternatif pemecahan masalah dengan tepat dan cepat diperlukan untuk meminimalisir kurban. Menjaga kebersihan dan menata lingkungan dengan baik sangat dibutuhkan untuk mengurangi tempat-tempat yang lembab. Pemberdayaan masyarakat di lingkungan sekitar perlu ditingkatkan. Pengembangan pemukiman harus memperhatikan dampak lingkungan dengan baik. Pembangunan pemukiman yang tidak memperhatikan dampak lingkungan akan mempengaruhi habitat di lingkungannya. Apabila masyarakat menjumpai hewan yang berbahaya segara berkomunikasi dengan pihak yang kompeten. Keterlibatan Dinas Lingkungan Hidup dan Damkar perlu diberdayakan. Jangan mengambil langkah yang dapat membahayakan diri sendiri atau lingkungan. Racun ular kobra cepat menjalar ke seluruh tubuh melalui pembuluh dasar manusia. Mengenali dan memahami karakter dan ciri-ciri hewan berbisa sejak dini bagus untuk menjaga diri.

Hari Purwanto

SD Mutual Kota Magelang

Previous Post

Kaji Ulang Penghapusan Ujian Nasional

Next Post

Pembangunan Merenggut Kesejukan Kota Bandung

Next Post
Pembangunan Merenggut Kesejukan Kota Bandung

Pembangunan Merenggut Kesejukan Kota Bandung

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • About Us
  • Contact
  • Career
  • Privacy
  • Pedoman Media Siber
Menu
  • About Us
  • Contact
  • Career
  • Privacy
  • Pedoman Media Siber

2019-2024 © PT Mnews Media Startup Digital

 Tentang

Selengkapnya

Mnews.id hadir dengan visi Jurnalisme Positif sebagai ikhitiar untuk memberikan pengaruh positif dalam kehidupan homo digitalis, sehingga berdampak pula pada kehidupan sosial, ekonomi masyarakat

WA : 082135179993 |  Info@mnews.id
Messenger : m.me/mnewsjurnalismepositif

Home

Jelajah

Ruang

Profil

News
Trending
Showbiz
Pendidikan
Berdesa
Whizkul
Literasiku
Kesehatan
Cerita Pemilu
Hasil Polling