Selama Ramadhan Mnews Media Group merilis transkip dalam bentuk teks Ngaji Ramadhan oleh KH Muhammad Yusuf Chudlori Pengasuh Pondook Pesantren API Tegalrejo Magelang, dengan kitab Washiyatul Musthafa” yang disiarkan langsung oleh Gus Yusuf Channel.
Ditulis dan DIalih Bahasa oleh Najih Su’udi
Unggah kali ini akan menuliskan rangkuman pengajian dan pembahasan Gus Yusuf Chudlori, mengkaji kitab Washiyatul Musthafa mengenai bab persahabatan dan kebenaran.
Nabi bersabda, “kamu harus berkata atau berlaku benar, meskipun itu menyempitkanmu/menyusahkanmu di waktu sekarang, maka benar itu akan bermanfaat kepadamu di waktu yang akan datang, dan janganlah kamu berdusta, walaupun itu bermanfaat kepada di waktu sekarang, tapi akan menyusahkanmu di waktu yang akan datang.” (Washiyatul Mushtafa)
Kita sekarang banyak diperlihatkan fenomena tokoh yang membungkus kepentingan pribadi dirinya dengan bungkus agama. Ada nasehat yang mengatakan, “serigala yang lapar di tengah kawanan domba tidak lebih berbahaya dibanding dengan seorang yang rakus harta dan membungkusnya dengan kemasan agama”. Ada kelompok atau orang yang merasa paling berjuang membela agama Islam, namun tujuan sebenarnya adalah harta.
Tindakan mereka hakikatnya bukan membela atau berjuang untuk agama, namun mereka
“Hai Ali, barangsiapa yang banyak berdosa maka akan hilang kewibawaannya/kehormatannya,” (Washiyatul Mushtafa).
“Hai Ali, kamu harus berkata benar, menjaga perkataan, menjaga amanat, bermurah hati, dan menjaga perut,” (Washiyatul Mushtafa).
“Hai Ali, seburuk-buruk teman ialah teman yang melalaikan di dalam urusan temannya dan suka membuka rahasia teman,” (Washiyatul Musthafa).
“Hai Ali, Seribu teman itu (terasa) sedikit dan satu musuh itu (terasa) banyak,” (Washiyatul Mushtafa)
“Hai Ali, untuk suatu persahabatan memiliki tanda-tanda, ia menjadikan hartanya di bawah hartamu, menjadikan dirinya di bawah dirimu, dan menjadikan kehormatannya di bawah kehormatanmu,” (Washiyatul Mushtafa)
Maksud hadist di atas adalah tanda seseorang itu teman sejati itu mementingkan dirimu dibanding dirinya sendiri.
Tentunya mementingkan teman di sini, tidak sampai pada kondisi menyulitkan atau bahkan sampai merendahkan diri kita sendiri, namun yang di maksud lebih pada perhatian dan menjaga perasaan agar hubungan persahabatan bisa awet.