Selama Ramadhan Mnews Media Group merilis transkip dalam bentuk teks Ngaji Ramadhan oleh KH Muhammad Yusuf Chudlori Pengasuh Pondook Pesantren API Tegalrejo Magelang, dengan kitab Washiyatul Musthafa” yang disiarkan langsung oleh Gus Yusuf Channel.
Ditulis dan DIalih Bahasa oleh Najih Su’udi
Puasa oleh Allah disebut sebagai ibadah yang hanya Allah sendiri yang tahu pahala yang diberikan. Bahkan banyak dari orang yang berpuasa tidak mendapatkan apapun kecuali rasa haus dan dahaga. Bagaimana cara agar puasa kita diterima oleh Allah?
Nabi Muhammad telah memberitahu kepada kita agar puasa kita diganjar pahala oleh Allah, “barangsiapa berpuasa bulan Ramadhan, dan menjauhi apa yang diharamkan di dalamnya serta tidak berbohong, maka Allah Yang Maha Pemurah meridloinya dan memastikan baginya masuk surga.”
Rasullullah juga menganjurkan untuk menambahkan puasa Ramadhan dengan puasa 6 hari di bulan Syawal (hari setelah idul Fitri), karena puasa 6 hari di bulan Syawal pahalanya seperti puasa setahun penuh. Rasulullah berwasiat kepada Ali, “hai Ali, barangsiapa yang mengikuti (setelah Ramadhan) dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka Allah menuliskan baginya (sama dengan) puasa setahun penuh.”
Dalam kitab Washiyatul Musthafa, setelah bab puasa pembahasan akan dilanjutkan pada tema sedekah. Rasulullah telah berwasiat, “hai Ali, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak mendapat Rahmat Allah yang luas dan keridloan-Nya dengan banya ibadah, akan tetapi mereka bisa mendapatkan (rahmat Allah yang luas dan keridloan-Nya) itu dengan kemurahan hatinya dan menghinakan duniawi (sesuatu yang berkaitan dengan materi).”
Rasulullah juga memberikan gambaran perbedaan antara orang yang dermawan dengan orang yang kikir, “hai Ali, orang yang dermawan itu dekat dari Allah, dekat dari rahmat-Nya, jauh dari azab-Nya, sedang orang yang kikir itu jauh dari Allah, jauh dari rahmat-Nya, dekat dengan azab-Nya.”
Di atas pintu surga terdapat tulisan yang berisi larang masuk bagi orang kikir, seperti yang telah Rasulullah wasiatkan kepada Ali, “hai Ali, aku telah melihat suatu tulisan di atas pintu surga; engkau (surga) diharamkan kepada semua orang yang kikir, yang menyakiti kedua orang tua, dan tukang fitnah/pengadu/pengompor.”
Bahkan Allah menjelaskan bahwa surga diciptakan untuk orang dermawan, dan neraka diciptakan untuk orang kikir;
“Hai Ali, tatkala Allah menciptakan surga, maka surga itu bertanya; “ya Allah, untuk siapa Engkau ciptakan aku?’, Allah menjawab; “kamu (surga) diciptakan untuk orang yang dermawan dan orang yang bertaqwa”, maka surga berkata; “aku rela diciptakan untuk mereka”.
Dan neraka juga bertanya; “ya Allah, untuk siapa Engkau ciptakan aku?”, Allah menjawab; “kamu (neraka) diciptakan untuk setiap orang yang kikir dan orang yang sombong, maka neraka pun berkata; “aku rela diciptakan untuk mereka berdua (orang kikir dan orang sombong).”