Selama Ramadhan Mnews Media Group merilis transkip dalam bentuk teks Ngaji Ramadhan oleh KH Muhammad Yusuf Chudlori Pengasuh Pondook Pesantren API Tegalrejo Magelang, dengan kitab Washiyatul Musthafa” yang disiarkan langsung oleh Gus Yusuf Channel.
Ditulis dan DIalih Bahasa oleh Najih Su’udi
“Hai Ali, barangsiapa yang membaca Alquran serta tidak menghalalkan apa yang dihalalkan Alquran dan tidak mengharamkan apa yang diharamkan Alquran, maka ia termasuk golongan orang-orang yang melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung) nya.
Sebagaimana firman Allah, “Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang (punggungnya) seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah Kitab Allah)”, (QS Al-Baqarah, 2; 10).
Gus Yusuf memberikan contoh Abdurrahman bin Muljam. Abdurrahman bin Muljam merupakan seorang penghafal Alquran tetapi karena fanatisme (ta’ashub), berani membunuh seorang pemimpin yaitu Ali bin Abi Thalib. Kebencian dan kekejaman Abdurrahman bin Muljam diawali ketika Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan melakukan perdamaian. Awalnya Abdurrahman merupakan loyalis pendukung (Ali), kemudian ia membelot karena tidak mau menerima keputusan perdamaian, kemudian hari kelompok ini disebut dengan khawarij (kelompok yang keluar barisan).
Khalifah Ali pada waktu itu memutuskan untuk berdamai dengan pertimbangan dari sisi kemanusiaan, ekonomi, dan yang lain, tetapi Abdurrahman menghakimi sendiri bahwa perdamaian yang dilakukan oleh Khalifah Ali dan Muawiyah adalah suatu kesalahan, keduanya merupakan orang-orang kafir yang tidak mau mengambil hukum selain apa yang sudah diwahyukan Allah.
Pada masa Rasulullah hidup, sudah mewanti-wanti akan datangnya golongan atau kelompok yang gemar membaca Alquran, tetapi apa yang dia baca tidak melewati tenggorokan mereka. Maksudnya, mereka tidak mau mengamalkan isi yang ada dalam Alquran. Mereka ini adalah golongan atau kelompok yang keluar dari agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya.
Gus Yusuf melanjutkan ceritanya, bahkan Abdurrahman bin Muljam di akhir hidupnya masih berkeyakinan bahwa apa yang dilakukannya merupakan kebenaran. Ketika Abdurrahman mau dieksekusi oleh algojo, ia meminta permintaan terakhirnya untuk tidak dihukum penggal, namun ia meminta untuk tubuhnya dipotong-potong agar dirinya dapat menyaksikan bagian tubuhnya yang hilang karena membela Allah (Abdurrahman masih meyakini tindakannya membunuh Khalifah Ali adalah suatu kebenaran, padahal Khalifah Ali adalah salah satu orang yang oleh Rasulullah dijamin masuk surga).