Search
  • JELAJAH
    • Trending
    • News
    • Pemkot Magelang
    • Pendidikan
    • Literasiku
    • Kesehatan
    • PMI
    • Resolusi 2020
    • Baity Jannaty
Menu
  • JELAJAH
    • Trending
    • News
    • Pemkot Magelang
    • Pendidikan
    • Literasiku
    • Kesehatan
    • PMI
    • Resolusi 2020
    • Baity Jannaty
Buat Cerita
Buat Cerita

Fenomena Gadget di Era Pertumbuhan Anak

Eka Sulistiyaningsih by Eka Sulistiyaningsih
Desember 22, 2019
in Literasiku
0
kecanduan gadged
183
SHARES
407
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kecanduan gadget pada anak dalam masa tumbuh kembang mengundang keresahan sejumlah orang tua. Dampak yang luar biasa diakibatkan dari penggunaan smartphone secara berlebihan.

Secara psikologis membuat seseorang mudah marah atau tidak mau berbuat sesuatu. Sebagai contoh anak-anak kecanduan gadget, anak tersebut akan marah jika tidak boleh bermain gadget. Anak tersebut tidak fokus terhadap apa yang dikerjakan. Sehari-hari yang ada dalam tangannya hanya gadget. Anak yang kecanduan gadget menjadi anak pemalas bahkan sampai ada yang seperti orang yang tidak sadar. Tentu hal ini tidak ada yang menginginkan.

Pada era industri 4.0 memang manusia dituntut untuk mahir dalam teknologi. Kita tidak boleh gaptek terhadap segala perubahan yang ada. Anak-anakpun dididik agar mereka dapat mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi. Informasi dari segala belahan dunia dapat kita peroleh dengan sangat cepat dan mudah. Ibaratnya dunia ada dalam genggaman kita. Sisi positif dari gadget antara lain setelah terjadi gempa, beberapa menit kemudian kita akan mendapatkan informasi bahwa gempa tersebut terjadi di daerah mana dan dapat berpotensi tsuanami atau tidak sehingga masyarakat dapat berusaha menyelamatkan diri.

Materi-materi pelajaran dapat dengan mudah kita dapatkan. Sejarah-sejarah juga dapat kita dapatkan dengan mudah. Menonton video pembelajaran bagi anak-anak akan membuat anak dapat dengan mudah menerima materi pelajaran dan akan lama mereka ingat. Anak-anak tidak bosan karena mengerjakan soal hanya di buku saja melainkan dapat mengerjakan soal-soal lewat online. Anak-anak dapat saling bertukar informasi jika ada tugas atau kerja kelompok yang harus mereka lakukan.

Diantara beberapa sisi positif dari penggunaan gadget ada juga sisi negatifnya. Anak-anak usia sekolah dasar mempunyai rasa keingintahuan yang besar. Kadang dari cerita mulut ke mulut anak-anak penasaran untuk membuka situs-situs yang tidak seharusnya mereka lihat. Terdapat kasus anak yang mencari informasi tentang pelajaran melihat sebuah iklan yang tidak boleh mereka lihat. Tanpa disengaja web iklan tersebut dibuka. Padahal situs yang mereka buka itu sebenarnya tidak boleh mereka lihat. Hal ini tentu akan membuat para orang tua resah.

Ada juga siswa yang kecanduan game online. Sehingga mereka sampai lupa solat, lupa ngaji, lupa belajar, bahkan sampai lupa tidak makan. Bahkan sampai ada anak-anak yang kecanduan untuk menonton film porno. Jika hal ini terjadi maka akan lebih sulit untuk mengobatinya. Istilahnya terlambat untuk ditangani akan merugikan anak itu sendiri bahkan juga orang tuanya.

Ada pengaruh atau akibat yang terjadi pada hubungan antar orang tua dan anak dengan kecanduan gadget tersebut. Walaupun berada di tempat yang berdekatan mereka tidak saling menyapa. Mereka lebih asyik dengan gadget dari pada bercanda, bercerita, bahkan sampai lalai untuk saling menyapa. Kadang jika anak asyik bermain gadget dipanggil sampai berkali-kali tidak menjawab. Kejadian tersebut jika terus menerus dilakukan maka keharmonisan hubungan antara orang tua dan anak tidak terjalin. Orang tua manapun tentu menginginkan agar hubungan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara harmonis. 

Kecanduan gadget pada anak-anak juga berpengaruh terhadap cara belajar mereka. Anak-anak akan menjadi susah diarahkan dalam belajarnya. Apalagi untuk anak-anak usia sekolah dasar. Dalam keseharian anak-anak usia sekolah dasar masih banyak yang belajar ketika ada pekerjaan rumah atau ketika esok hari akan ada penilaian harian. Ditambah lagi dengan kecanduan gadget, mereka akan lebih memilih bermain game atau melihat youtube ketimbang harus membaca buku.  Tentu hal ini membutuhkan pendekatan yang lebih bagi orang tua agar anak-anaknya tetap mau untuk belajar. Ada juga sebagian anak-anak yang menjadi lebih bagus cara belajarnya akibat penggunaan gadget. Tentu hal ini karena arahan dari orang tua yang berhasil mebuat gadget bagi putra putrinya bermanfaat. Mereka dapat mendapatkan materi dari guru di sekolah, di rumah pun mereka mendapatkan ilmu pengetahuan dengan cara yang berbeda.

Anak-anak yang kecanduan gadget, dari sorot matanya sudah kelihatan. Pandangan mereka kosong tanpa harapan. Anak-anak tersebut tidak ada semangat dalam belajar. Mereka tidak fokus saat proses belajar mengajar di sekolah. Lebih memilih asik sendiri ketimbang bermain bersama teman-temannya. Kadang banyak dari mereka yang suka melamun, diberi pertanyaan apa jawabnya apa. Pernah dijumpai kasus anak yang menggambar imajinasinya saat dia menonton konten film dalam tanda kutip mereka tidak boleh untuk melihatnya. Jika sudah sampai seperti ini berarti kerugian besar bagi para orang tua.  

Dalam penggunaan gadget untuk anak-anak yang suka menonton youtube gaya hidup mereka juga berubah. Banyak anak-anak yang mulai suka atau mengidolakan grup band, atau artis atau tokoh-tokoh terkenal dari negara-negara lain. Mereka sampai rela untuk membeli baju, tas, sepatu yang mirip dengan tokoh yang diidolakan. Cara berpakaian dan gaya rambutpun ingin meniru artis yang diidolakan itu. Ada juga sebagian dari anak-anak tersebut yang selalu menuntut kepada orang tuanya untuk membelikan barang-barang seperti yang ia lihat di gadget. Jika keinginan tersebut tidak dipenuhi, mereka akan marah-marah kepada orang tuanya. Tentu semua orang tua tidak menginginkan hal ini terjadi.  

Ada pepatah siapa yang menanam maka ia akan memanen. Hal itu juga berlaku untuk anak baik karena orang tuanya baik dan anak buruk karena orang tuanya buruk. Sesering apapun orang tua mengecek gadget anak tetapi kita tidak dapat mengontrol anak. Jika menginginkan anak-anak kita menjadi anak yang sholeh dan sholehah maka hal pertama yang dilakukan adalah kita yang berubah. Orang tua harus lebih mendekatkan diri kepada Allah. InsyaAllah dengan kita mendekatkan diri kepada Allah maka Allah akan meridhoi. Tidak lupa selalu memberikan contoh figur yang baik untuk anak-anak.   

Previous Post

Koni Minta Tambahan Dana Hibah

Next Post

Jurus Super Writing

Next Post
workshop menulis

Jurus Super Writing

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • About Us
  • Contact
  • Career
  • Privacy
  • Pedoman Media Siber
Menu
  • About Us
  • Contact
  • Career
  • Privacy
  • Pedoman Media Siber

2019-2024 © PT Mnews Media Startup Digital

 Tentang

Selengkapnya

Mnews.id hadir dengan visi Jurnalisme Positif sebagai ikhitiar untuk memberikan pengaruh positif dalam kehidupan homo digitalis, sehingga berdampak pula pada kehidupan sosial, ekonomi masyarakat

WA : 082135179993 |  Info@mnews.id
Messenger : m.me/mnewsjurnalismepositif

Home

Jelajah

Ruang

Profil

News
Trending
Showbiz
Pendidikan
Berdesa
Whizkul
Literasiku
Kesehatan
Cerita Pemilu
Hasil Polling