Magelang MNews.id-Para pedagang asongan minta agar manajemen pengelola Taman Wisata Candi Borobudur mencabut larangan berjualan di depan Museum Kharamawibangga.
“Kami sudah lama dilarang berjualan di sana tanpa alasan yang jelas. Setelah Covid-19 melandai kami ingin kembali berjualan sebelum datangnya liburan Juli 2022,” kata Mardi, Senin (13/6/2022).
Dengan ditemani 70 wakil pedagang asongan 14 macam komoditas ia mengharapkan, aspirasi mereka disampaikan Plh Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Jawa Tengah, Setya Irawan, kepada Gubernur Ganjar Pranowo.
Dialog tersebut diawali oleh permohonan audensi mereka pada Gubernur atas kegelisahan, tak bisa lagi berjualan di depan Museum Kharmawibangga kompleks Taman Wisata Candi Borobudur.
“Kebetulan Pak Gub ada acara, sehingga menugaskan saya untuk menyerap aspirasi pedagang Borobudur,” jelas Setya Irawan dalam dialog di Bale Mijil, Candirejo, Borobudur.
Mengenai langkah-langkah apa yang diambil Gubernur akan diinformasikan kepada para pedagang segera.

Asrori, pedagang poscard, mengemukakan, dirinya sejak 1988 berjualan di depan Museum Karmawibangga. Tapi sejak pandemi awal 2020, dilarang berjualan di situ.
Ketua Unit Kerja Pedagang Asongan 14 Komoditas, M Egi Basiyo menyebut, jumah pedagang asongan yang berjualan di depan museum sekitar 340 orang. Berjualan kaos, kerajinan ukir bambu, kerajinan batu/perunggu, asbak dan wayang.
“Kami minta larangan berjualan di depan Museum Kharmawibangga dicabut,” katanya.
Para pedagang sebenarnya sudah berusaha meminta klarifikasi penyebab dilarangnya berjualan, dengan cara melakukan aksi damai di depan Museum Kharmawibangga Minggu (12/6/2022).
“Tetapi belum memperoleh respon positif dari manajemen pengelola Taman,” kata Wito Prasetyo, Ketua Serikat Pekerja Pariwisata Borobidur (SP2B).