Magelang Mnews.id – Lulus kuliah jurusan keguruan Universitas Negeri Tidar Magelang (Untidar), lantas tak menjadikannya seorang guru, ASN atau pegawai kantoran lainnya, tapi Rexy Dandy Prasetyo (25) justru memilih untuk membuka usaha Barbershop.
Semua dijalaninya dari nol, karena dia mengaku awalnya tak tahu tentang perawatan rambut, gaya rambut hingga teknik pangkas rambut. Namun itu tak dijadikan penghalang untuk terjun di dunia usaha pangkas rambut ala anak-anak milenial. Berkat ketekunannya, kini pemuda asal Dusun Sekayung, Desa Ketundan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang itu sudah memiliki lima cabang Barbershop yang diberi nama ”Evo Barbershop”.
”Sungguh berat di awal, modal finansial belum punya, keahlian belum punya. Tapi satu persatu masalahan harus dipecahkan untuk memulai usaha,”kata Rexy, saat ditemui di Evo Barbershop Cabang Tegalrejo.
Dia mengaku untuk modal awal, terpaksa harus menjual kamera, membedah uang tabungan karena tidak mungkin meminta bantuan orang tuanya yang hanya sebagai petani biasa. Ketika masih mahasiswa, dia juga membuka usaha pemotretan pernikahan, dan harus menjual semua perlengkapan memotretnya untuk membuka usaha yang baru ini.
Menurutnya, punya modal saja mungkin tidak cukup, karena Babershop harus merekrut talent-talent yang bisa pangkas rambut. Ini memang susah kalau dibayangkan, tapi dia memberanikan diri untuk merekrut satu orang dulu, kemudian berkembang sampai sekarang memiliki 12 orang talent pemangkas rambut yang bekerja di lima cabang Evo Barbershop. Meliputi Muntilan, Brojonalan Borobudur, depan pasar Salaman dan Tempuran.
”Konsep atau model bisnisnya bagi hasil dengan talent pemangkas rambut yaitu bagi dua, 50 % untuk bekerja dan 50 % untuk saya. Dengan model bisnis seperti ini sangat membantu saya untuk terus bekembang, selain itu talent juga memiliki pendapatan yang lumayan tentu juga menyerap pengangguran,”kata alumnus FKIP Untidar 2018.
Usaha yang dirintis kurang lebih dua tahun ini, sekarang ini sudah bisa memberikan hasil yang cukup fantastik. Dari kelima cabang yang dipunya itu rata-rata satu bulannya mencatatkan pembukuan keuntungan Rp 60 juta/bulan. Satu harinya rata-rata mencatatkan pemasukan Rp 2 juta/hari.
Startup Barbershop yang dia kelola benar-benar memperhatikan kualitas pelayanan tapi harganya terjangkau untuk semua kalangan. Untuk pangkas rambut dia hanya mematok Rp 15.000/orang, termasuk layanan keramas dan hair tonic serta pijat kepala. Dan ditambah fasilitas free Wifi agar mereka yang antri tak bosen menunggu.
”Sebelum membuka usaha dulu sempat menganalisa usaha yang tidak ada matinya salah satunya Barbershop. Dan ternyata benar meski pandemi Covid-19 potong ramput selalu ada pelanggannya. Ini juga tak lepas dari gaya dandanan milenial yang mementingkan penampilan rambut yang selalu rapi pasti paling tidak satu bulan sekali akan kembali lagi potong rambut,”katanya.
Putra dari pasangan Sanyoto dan Susanti ini ingin membuka cabang lagi. Ia juga sudah membuka franchise dengan modal yang cukup terjangkau. Jadi dalam pengalamannya, semakin banyak memberikan peluang kepada orang lain untuk mendapatkan rezeki, maka disitulah usahanya akan maju pesat.
Keberanian Rexy membuka startup Barbershop menjadi inspirasi bagi siapa saja tidak hanya lulusan sarjana. Model bisnis berbagi 50 % dengan talent pemangkas rambut, menjadi penyemangat siapa saja yang ingin bergabung mengembangkan diri dalam usaha yang dikelolanya.
Menurutnya, model binis yang dipunyai dianggap sudah bagus, tapi ketika mengajak anak-anak muda untuk bergabung ternyata juga tidak semuanya mau. Karena menurutnya ini soal mentalitas wirausaha dan berkembang bersama, tidak semua orang bisa memahami dan menjangkau tentang konsep bisnisnya.
Kontributor : CH Kurniawati