Selama Ramadhan Mnews Media Group merilis transkip dalam bentuk teks Ngaji Ramadhan oleh KH Muhammad Yusuf Chudlori Pengasuh Pondook Pesantren API Tegalrejo Magelang, dengan kitab Washiyatul Musthafa” yang disiarkan langsung oleh Gus Yusuf Channel.
Ditulis dan DIalih Bahasa oleh Najih Su’udi
Unggahan kali ini merupakan pembahasan dan pengajian Gus Yusuf Chudlori yang mengkaji kitab Washiyatul Musthafa pada bab taubat, menjaga lisan, dan rasa malu.
Taubat Akan Diterima, jika Seseorang Bekerja Halal
Nabi bersabda, “Hai Ali, tidak dikatakan taubat bagi orang yang taubat sebelum membersihkan isi perutnya dari yang haram dengan cara bekerja yang baik.”
Jika Tidak Bertaqwa, Nasehat Ulama Akan Sia-sia
“Hai Ali, apabila seorang alim itu tidak bertaqwa, maka nasehatnya menutupi hati manusia, sebagaimana tetesan air hujan di atas telur burung unta dan batu yang licin.”
Minimal 40 Hari Sekali Harus Bertemu Ulama
“Hai Ali, apabila berlalu empat puluh kepada seorang mukmin, sedang ia tidak berkumpul dengan ulama, maka hatinya akan menjadi keras, dan ia akan berani untuk melakukan dosa-dosa besar, karena sesungguhnya ilmu itu menghidupkan hati.”
Hadist di atas merupakan landasan bagi kalangan Nahdliyin (masyarakat Nahdlatul Ulama) dalam menyelenggarakan rutinan pengajian yang biasa mereka selapanan (per 35 hari sekali), pengajian selapanan ini merupakan suatu yang baik, karena menghadirkan ulama, ustadz, atau kyai untuk memberikan ceramah agama, sehingga menurut hadist di atas, orang yang bertemu dengan ulama akan terhindar dari berlaku dosa besar, hatinya menjadi lembut, karena suplemen (asupan gizi) untuk hati yaitu ilmu (agama), dan ilmu (agama) hanya bisa didapatkan dari para ulama.
Allah Tidak Segan Menyiksa Orang Kaya yang Mencuri
“Hai Ali, sesungguhnya Allah tidak segan dari menyiksa orang kaya yang mencuri dan menyiksa seorang alim yang fasik.”
Contoh konkret dari orang kaya yang mencuri yaitu para koruptor (orang yang mencuri uang negara). Koruptor secara materi atau harta bukanlah orang yang kekurangan, tetapi karena kerakusan dan ketamakannya, mereka berani mengambil uang yang harusnya diperuntukkan untuk menyejahterakan rakyat.
Larangan Menggunjing
Nabi bersabda, “jangan mengunjung dengan apa yang ada padanya, maka tidak ada satupun daging melainkan di dalamnya ada tulang, dan tidak ada kifarat (untuk menghapus dosa) ghibah (menggunjing), hingga seorang tersebut meminta dihalalkan kepada orang yang digunjing, atau meminta maaf kepada orang yang digunjing.”
Lisan Bisa Menjadikan Seseorang Masuk Surga atau Neraka
“Hai Ali, Allah tidak menciptakan apa yang ada pada manusia lebih utama daripada lisan (bahasa/ucapan). Sebab lisan manusia, bisa membuat seseorang masuk surga atau masuk neraka, maka jagalah lisanmu, karena lisan itu seperti anjing gila.”
Ungkapan lisan sebagai anjing gila adalah ibarat. Anjing gila mempunya kebiasaan untuk terus menggonggong sehingga membuat risih orang yang ada di sekitarnya. Agar lisan itu tidak menjadi seperti anjing gila, kita oleh Rasulullah diperintahkan untuk menjaga setiap perkataan yang kita ucapkan.
Larangan Mengumpat
“Hai Ali, janganlah kamu mengutuk (mengumpat) orang Islam atau binatang yang melata, maka akan kembali kutukan itu.”
Agama Semuanya Ada di dalam Rasa Malu
Nabi bersabda, “agama itu semuanya ada di dalam rasa malu, dan adapun rasa malu yaitu perilaku untuk menahan kepala dan apa yang tercakup di dalamnya, dan menahan perut dan yang terkandung di dalamnya.”
Rasa malu itu bisa menjauhkan kita untuk berlaku maksiat, karena pada hakikatnya orang bertaqwa adalah orang yang bisa melakukan kemaksiatan tetapi dia urungkan karena rasa takut dan khawatir kepada Allah