Mnews.id – Anak merupakan salah satu kelompok yang berdampak langsung atas situasi Pandemi Covid-19. Satu bulan lebih anak-anak tidak sekolah dan hanya beraktivitas di rumah saja.
Situasi ini menjadikan anak harus beradaptasi dengan pembelajaran secara online. Peran orang tua menjadi penting sebagai pendamping belajar, bermain dan beraktivitas di rumah.
Di rumah saja merupakan antisipasi ampuh memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Dengan berada di rumah untuk menghindari kerumunan, kontak dengan orang, yang bisa saja membawa virus.
Yaps, ini salah cara yang diyakini mampu meredam penyebaran Covid-19. Semua harus legowo menahan diri untuk tetap di rumah, beribadah dari rumah dan bekerja dari rumah. Belajar di rumah, semua dilakukan hanya di rumah saja.
Nah, bagi dunia pendidikan salah satu hal yang dapat dilakukan adalah tetap belajar di rumah. Jadi bukan libur sekolah ya. Belajar di rumah bagi anak dan orang tua tentu akan berdampak positif dan negatif.
Bagi anak-anak dampaknya sangat luar biasa. MNews dalam wawancara kepada 50 anak dari berbagai desa baik dari kelompok maupun forum anak, anak anak menyampaikan beberapa hal negatif kegiatan belajar melalui daring seperti kurang efektif akibat terkendala sinyal dan kuota.
Orangtua tidak percaya dengan anak-anaknya yang selalu menatap layar gadget maupun laptop, anak-anak selalu menjadi korban pelampiasan kekesalan orangtua, anak mendapat perlakukan kasar dari orangtua karena tidak ikut membantu aktifitas rumah, anak mendapat pelecehan sesksual oleh teman sebayanya dalam media sosial.
Sementara dampak positif dari anak belajar dari rumah, menguatkan hubungan antara orangtua dan anak. Anak diajak bekerja sama di dalam aktifitas keluarga dna tentunya terlibat dalam kegiatan sosial.
Di dalam melindungi anak tentunya harus dilakukan secara bersinergi, pendidik, orangtua, pemerintah dan pihak swasta. Penting bagi orangtua untuk melihat psikologi anak selama anak belajar di rumah. Beberapa hal yang dapat dilakukan agar anak tetap aman dan nyaman selama di rumah :
- Orangtua meluangkan waktu untuk berdialog bersama anak
- Menghindari kekerasan pada anak, libatkan anak untuk berkegiatan bersama
- Orangtua sebagai ruang curhat bagi anaknya
- Orangtua belajar tekhnologi selama masa pandemi
- Mengajak anak terbuka ketika anak merasa mendapat beban banyak dari tugas sekolah
Meski ini terlihat sederhana, tapi sebenarnya akan sulit dilakukan jika orang tua tidak fokus pada pendampingan anaknya. Beberapa hal yang mempengaruhi orang tua tidak fokus mendampingi anak-anak adalah kondisi ekonomi yang terdampak Covid-19.
Apalagi bagi orang tua yang menjadi korban PHK dan dirumahkan, belum lagi mereka yang bergerak dalam sektor informal. Pendapatan harian yang tak menentu menjadikan mereka harus memutar otak bagaimana biar bisa tetap menghidupi keluarga.
Situasi yang sulit itu tentu dialami sebagian besar masyarakat. Kecuali mereka yang memiliki gaji bulanan yang bisa diandalkan untuk tetap bisa menghidupi keluarga.
Kondisi seperti ini disetiap keluarga akan mempengaruhi kondisi anak-anak di rumah. Bagaimana mendampingi anak secara baik jika memang kondisi ekonomi lagi buruk.
Namun demikian tentu bukan berarti mengabaikan anak-anak yang tinggal di rumah, mereka butuh perhatian, pendampigan belajar di rumah. Sesulit apapun situasi ini harus dilalui dengan ketegaran hati, penuh ikhlas dan kesabaran. Anak-anak adalah mutiara di rumah yang membutuhkan perhatian pendampingan selama pandemi.
Semoga situasi ini cepat membaik dan bisa beraktivitas seperti semula. Ingat kapan lagi kita berada di tengah anak-anak kita sendiri dengan durasi yang panjang. Kesempatan ini akan menjadi moment berharga dalam sejarah hidup kita, untuk memberi teladan yang baik untuk tumbuh kembang anak.